Kimia Farma Akui Ada Dugaan Anak Usaha Poles Laporan Keuangan 2023

Achmad Fauzi Suara.Com
Rabu, 19 Juni 2024 | 14:02 WIB
Kimia Farma Akui Ada Dugaan Anak Usaha Poles Laporan Keuangan 2023
Suasana saat penundaan pelaksanaan vaksinasi individu di Kimia Farma Senen, Jakarta Pusat, Senin (12/7/2021). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Kimia Farma Tbk (KAEF) mengakui ada masalah dalam penyajian laporan keuangan anak usahanya PT Kimia Farma Apotek (KFA). Pelanggaran ini sangat berpengaruh pada kinerja perseroan di tahun 2023.

Mengutip keterbukaan informasi, Rabu (19/6/2024), manajemen Kimia Farma menyebut pelanggaran itu sangat pengaruh pada pos pendapatan, HPP, dan beban usaha yang kemudian berkontribusi signifikan terhadap kerugian di tahun 2023.

Kenaikan beban usaha tahun 2023 juga meningkat secara dominan pada KFA dan ini tidak terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.

Kekinian, manajemen bersama dengan Kementerian BUMN dan PT Bio Farma (Persero) tengah melakukan pembenahan di anak usaha, serta melakukan penelurusan atas dugaan tersebut melalui audit investigasi yang dilakukan oleh pihak independen.

"Ke depannya Perseroan akan menyampaikan hasil audit investigasi atas dugaan tersebut kepada pemegang saham dan otoritas pasar modal," tulis manajemen.

"Manajemen KAEF tidak akan memberikan toleransi apabila dugaan di atas terbukti dan akan mengambil tindakan tegas kepada pihak-pihak yang terlibat."

Selain itu, manajemen Kimia Farma juga mengungkapkan laporan keuangan konsolidasi maupun anak usaha di tahun 2023 mendapatkan opini wajar dengan pengecualian oleh Kantor Akuntan Publik.

Adapun, berdasarkan laporan keuangan tahunan 2023, Kimia Farma mencatatkan penjualan Rp 9,96 triliun atau naik 7,93%. Namun, KAEF tercatat alam kerugian Rp 1,82 triliun.

Terdapat beberapa faktor yang membuat Kimia Farma Rugi di 2023. Pertama adanya inefisiensi operasional yang salah satu penyebabnya karena kapasitas 10 pabrik yang dimiliki tidak sejalan dengan pemenuhan kebutuhan bisnis Perseroan.

Baca Juga: Tak Melulu Cari Cuan, PTSI Beri Kesejahteraan ke Warga Sekitar Wilayah Kerja

Sebagai langkah untuk meningkatkan efisiensi, Perseroan merencanakan akan melakukan optimalisasi fasilitas produksi melalui penataan 10 pabrik menjadi 5 pabrik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI