Dari Kegiatan Ngokang, Nelayan Desa Tanjung Palas Dumai Budidaya Perikanan SIMORIKA

Sabtu, 15 Juni 2024 | 13:25 WIB
Dari Kegiatan Ngokang, Nelayan Desa Tanjung Palas Dumai Budidaya Perikanan SIMORIKA
Kolam ikan lele Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Palas Jaya, Dumai, Riau dalam program Dumai Minapolitan binaan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) [ANTARA/HO-KPI].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

“Dengan adanya sistem ini, pembudidaya dapat mengurangi kegagalan panen karena penurunan kualitas air dapat dideteksi lebih dini serta dimitigasi. Selain itu bisa mengurangi pencemaran air yang berdampak buruk bagi lingkungan akibat ikan yang mati,” jelas Agustiawan, Area Manager Communication, Relations, & CSR PT KPI Unit Dumai.

Program SIMORIKA ini sejalan dengan implementasi Environmental, Social, and Governance (ESG) dan SDGs pada program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang dijalankan PT KPI. Selain beradaptasi menghadapi era revolusi industri 4.0, adanya fenomena perubahan iklim menjadikan Pertamina harus terus berinovasi dalam menjalankan program TJSL.

“Melalui SIMORIKA ini, Pertamina berupaya untuk meningkatkan pengetahuan kelompok binaan dalam menerapkan teknik budidaya modern yang ramah lingkungan. Serta menurunkan tingkat kegagalan panen akibat perubahan iklim,” tandas Agustiawan.

Dengan penambahan kolam, kemampuan memijahkan ikan, memproduksi pakan, membuat makanan olahan, penanganan limbah, dan penerapan teknologi pintar maka program Dumai Minapolitan pada 2024 sudah memasuki tahapan pemantapan program.

“Saat ini, 50 orang nelayan ngokang sudah alih profesi. Di kelompok ada pengembangan sentra benih ikan, dan replikasi budidaya ikan di tempat lain. Selain itu, dari sisi inovasi program ini memiliki paten spiral alat sortir lele,” ungkap Agustiawan.

Ramli, salah satu anggota Pokdakan Palas Jaya, menegaskan kelompok sudah siap apabila dalam waktu dekat akan memasuki exit program dan Pertamina tidak memberikan bantuan langsung.

“Namun, kami berharap terus dibimbing agar usaha ini berlanjut. Yang paling utama adalah kami dapat beraktivitas mencari nafkah lebih aman, minim risiko jika dibandingkan melaut dari sore hingga malam di Selat Malaka,” kata Ramli menyampaikan harapannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI