Suara.com - PT Mora Telematika Indonesia Tbk (Moratelindo) memutuskan untuk menahan seluruh laba bersih sebagai laba ditahan. Emiten bersandi saham MORA ini bakal menggunakan cuan tersebut untuk eskpansi pengembangan jaringan telekomunikasi.
Hal ini diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), di mana langkah ini disetujui oleh pemegang saham.
"Di mana atas laba bersih tersebut disisihkan Rp 1 miliar sebagai Dana Cadangan," ujar Sekretaris Perusahaan PT Mora Telematika Indonesia Tbk, Henry R Rumopa, Jakarta yang dikutip Jumat (14/6/2024).
Adapun, pada tahun 2023, perseroan membukukan kinerja keuangan yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya, yang mana laba bersih mengalami peningkatan dari Rp 673 miliar pada 2022 menjadi Rp 679 miliar pada 2023, dengan net profit margin 14% pada 2022 menjadi 16% pada 2023.
Baca Juga: KEEN Putuskan Tebar Dividen Rp 27,88 Miliar ke Pemegang Saham
Kemudian, EBITDA Perseroan juga mengalami peningkatan dari Rp 2,19 triliun pada 2022 meningkat menjadi sebesar Rp 2,23 triliun pada 2023, dengan EBITDA margin 47% pada 2022 menjadi 52% pada 2023.
Sementara, dari sisi ekuitas juga ada peningkatan dari p 6,24 triliun di tahun 2022 mencapai Rp 6,92 triliun pada tahun 2023 meningkat 11%. Serta, Debt to Equity Ratio (DER) yang membaik dari 139,14% pada tahun 2022 menjadi 115,18% pada tahun 2023.
Dari sisi operasional, perseroan meraih peningkatan jumlah home pass sejumlah 548.674 di tahun 2022 menjadi 692.090 pada tahun 2023, dan bertambahnya pelanggan segmen Retail yang pada tahun 2022 berjumlah 139.301 pelanggan menjadi 166.120 pelanggan di tahun 2023.
Selanjutnya, segmen Enterprise juga melaporkan peningkatan pelanggan korporasi baik dari swasta maupun pemerintah yaitu dari 8.621 pelanggan di tahun 2022 menjadi 10.237 pelanggan pada tahun 2023.
Peningkatan tersebut terjadi berkat perluasan jaringan access dan Fiber to the Building (FTTB) yang pada tahun 2022 sejumlah 227 gedung menjadi 244 gedung di tahun 2023, serta peningkatan kapasitas bandwidth pada tahun 2022 sebesar 25.900 G menjadi 29.700 G di tahun 2023.
Baca Juga: PPRO Rombak Jajaran Komisaris dan Direksi
Perseroan juga tetap fokus mengembangkan segmen bisnis ritel FTTH dan FTTX (Oxygen.id), khususnya di wilayah dengan permintaan tinggi.