Potensi Memicu Kelaparan Global pada 2050, Apa Itu Neraka Iklim yang Disebutkan Presiden?

Jum'at, 14 Juni 2024 | 12:43 WIB
Potensi Memicu Kelaparan Global pada 2050, Apa Itu Neraka Iklim yang Disebutkan Presiden?
Presiden RI Joko Widodo [ANTARA/Rangga Pandu Asmara Jingga]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam agenda Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi di Gedung Istana Negara Jakarta Pada Jumat (14/6/2024), Presiden RI Joko Widodo menyatakan soal neraka iklim.

Dikutip dari kantor berita Antara, Presiden RI Joko Widodo menyampaikan soal neraka iklim kepada seluruh kepala daerah yang hadir dalam Rakornas itu.

Peringatan dunia tentang neraka iklim itu berpotensi mengganggu laju inflasi nasional. Sehingga Kepala Negara mengimbau pemerintah daerah untuk waspada.

"Saya kira bapak ibu semua sudah mendengar warning dari Sekjen PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), bahwa dunia menuju kepada neraka iklim. Suhu akan mencapai rekor tertinggi dalam lima tahun ke depan. Hati-hati," demikian papar Presiden Joko Widodo.

Baca Juga: 3 Dusun di Papua Dapat Penyuluhan Kampung Iklim dari KPI Unit Kasim

Beliau menambahkan, dalam satu tahun terakhir masyarakat Indonesia merasakan gelombang panas. Bahkan, di India mencapai 50 derajat Celsius, dan di Myanmar 45,8 derajat Celsius.

Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) juga menyatakan bahwa pembiaran terhadap ancaman iklim panas dapat memicu kelaparan pada 2050.

"Diperkirakan 50 juta petani akan kekurangan air, tidak ada air, dan akan masuk pada kekurangan pangan. Jangan main-main urusan kekeringan, jangan main-main urusan gelombang panas," tegas Presiden Joko Widodo.

Neraka panas atau ancaman temperatur tinggi ini bisa berimplikasi terhadap laju inflasi nasional yang kini berada di angka kisaran 2,84 persen. Angka tadi berpotensi naik, akibat produksi dan stok pangan yang kurang.

"Artinya, harga pasti akan naik, otomatis itu. Hukum pasar seperti itu, dan ini urusan kehidupan manusia. Begitu produksi, karena panas, urusan air tidak kita urus, produksi turun, stok menipis," tukas Presiden RI.

Baca Juga: 1,9 Juta Petani dan Penyuluh Ikuti Pelatihan Ketahanan Pangan Kementan

Menurut Presiden Joko Widodo, situasi perlu diantisipasi sejak dini. Untuk itu, dalam tiga bulan ke depan Presiden memerintahkan pemasangan 20 ribu pompa yang terkoneksi dengan sektor lahan pertanian, utamanya beras.

"Pompa dari sungai naikkan ke atas untuk mengairi sawah. Baik itu sungai besar, sungai sedang, mau pun kecil. Semuanya memanfaatkan air, jangan biarkan air terus masuk ke laut," tutup Presiden Joko Widodo.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI