Fakta-fakta BSI Usai Muhammadiyah Tarik Dana Umat Senilai Rp13 Triliun

Kamis, 13 Juni 2024 | 11:24 WIB
Fakta-fakta BSI Usai Muhammadiyah Tarik Dana Umat Senilai Rp13 Triliun
Bank Syariah Indonesia (BSI) [ANTARA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Muhammadiyah, organisasi Islam terbesar di Indonesia, menarik dananya senilai Rp 13 triliun dari Bank Syariah Indonesia (BSI).

Penarikan dana ini menjadi sorotan publik dan menimbulkan pertanyaan tentang fakta-fakta di balik BSI kehilangan nasabah besar ini.

Berikut beberapa faktanya yang drangkum dari berbagai sumber:

Alasan Penarikan Dana:

Baca Juga: Diduga Jadi Permasalahan Hengkangnya PP Muhammadiyah, Ini Susunan Komisaris BSI Terbaru

1. Ketidakpuasan terhadap tata kelola BSI: Muhammadiyah menilai BSI belum sepenuhnya menerapkan prinsip syariah dalam operasionalnya.
2. Konsentrasi Risiko: Muhammadiyah khawatir dengan konsentrasi dana yang besar di BSI, sehingga memindahkan dananya ke bank syariah lain untuk diversifikasi.
3. Kurangnya Komunikasi: Dianggap komunikasi antara BSI dan Muhammadiyah kurang terbuka dan transparan.

Dampak Penarikan Dana:

1. Kehilangan Nasabah Besar: Penarikan dana Muhammadiyah merupakan kehilangan nasabah institusi terbesar bagi BSI.
2. Penurunan Kepercayaan: Kepercayaan publik terhadap BSI bisa tergerus akibat peristiwa ini.
3. Reputasi Tercoreng: Reputasi BSI sebagai bank syariah terpercaya bisa tercoreng.

Upaya BSI:

1. Penjelasan Publik: BSI telah memberikan penjelasan kepada publik terkait alasan penarikan dana Muhammadiyah.

Baca Juga: Muhammadiyah Punya Aset Triliunan Padahal Anggotanya Tak Banyak, Mantan Ketua PBNU Ungkap Rahasianya

"Kami di BSI senantiasa berkomitmen memenuhi ekspektasi seluruh pemangku kepentingan dengan menerapkan prinsip adil, seimbang, dan bermanfaat (maslahat) sesuai syariat Islam," sebut Corporate Secretary BSI Wisnu Sunandar dalam keterangannya.

Perbaikan Tata Kelola: BSI berkomitmen untuk meningkatkan tata kelola dan menerapkan prinsip syariah secara lebih konsisten.

"BSI bertekad untuk menjadi perbankan yang melayani segala lini masyarakat, mulai dari institusi hingga perorangan," katanya.

Fakta Lainnya:

  1. BSI masih menjadi bank syariah terbesar di Indonesia dengan total aset mencapai Rp358 triliun per Maret 2024.
  2. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa kondisi keuangan BSI masih stabil dan aman.

Berdasarkan laporan keuangan emiten dengan kode saham BRIS ini hingga kuartal I 2024 dana pihak ketiga (DPK) BSI 10,43% (yoy) mencapai Rp297 triliun yang didominasi oleh dana murah. Dimana tabungan tumbuh 8,75% dan giro tumbuh hingga 10,52%. Pencapaian tersebut pun berhasil membawa posisi BSI berada di peringkat 5 secara nasional dari sisi penghimpunan Tabungan.

Dari sisi intermediasi, penyaluran pembiayaan BSI pada kuartal 1 2024 mencapai Rp247 triliun atau tumbuh 15,89% (yoy). Dari nilai tersebut, sebesar 54,62% disalurkan pada segmen consumer. Kemudian, sebesar 27,81% disalurkan ke segmen wholesale dan 17,56% ke segmen retail.

Pada segmen konsumer sendiri, pembiayaan terbesar disalurkan untuk pembiayaan griya, mitraguna, pensiun, bisnis emas, oto, cicil emas dan hasanah card. Adapun untuk pembiayaan berkelanjutan, BSI telah menyalurkan Rp59,2 triliun yang didominasi oleh sektor UMKM sebesar Rp46,6 triliun, sustainable agriculture Rp4,9 triliun, energi terbarukan Rp0,9 triliun, dan proyek green lainnya sebesar Rp0,6 triliun.

BSI juga mencatat Aset sebesar Rp358 triliun tumbuh 14,25% dengan Return On Asset (ROA) 2,51%, return on equity (ROE) 18,30%, financing to deposit ratio (FDR) sebesar 83,05% dengan non-performing financing (NPF) gross 2,01% serta cash coverage 196,61,”

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI