Suara.com - Kondisi pengadaan bahan pangan pokok antara Juni-Juli 2024 dipaparkan Badan Pangan Nasional (Bapanas). Pasalnya, sebentar lagi bakal berlangsung Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Adha.
Harga-harga bahan pokok diperkirakan naik setelah Idul Adha termasuk untuk komoditas telur, karena banyaknya hajatan di masyarakat.
Dikutip dari kantor berita Antara, ketersediaan pasokan satwa kurban dan berbagai bahan makanan pokok lainnya diusahakan tetap stabil.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa ketersediaan pasokan hewan kurban di seluruh Indonesia untuk Idul Adha 2024 dalam kondisi surplus 88 ribu ekor.
Baca Juga: Jelang Idul Adha 2024: Pertamina Lampung Jamin LPG Rumah Tangga, Perhatikan Peruntukannya
Dikutip dari kantor berita Antara, dengan kondisi surplus tadi, dipastikan pasokan hewan kurban aman dan mencukupi.
"Berdasarkan data Direktortar Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), secara nasional, kebutuhan hewan kurban berada pada angka 1,97 juta ekor, dengan ketersediaannya yang mencapai 2,06 juta ekor, maka ketersediaan hewan kurban tahun ini berpotensi surplus hingga 88 ribu ekor," jelas Menteri Pertanian pekan lalu, Kamis (6/6/2024).
Kekinian, berdasarkan data itu, jumlah ketersediaan hewan kurban baik sapi, kerbau, kambing mau pun domba sangat mencukupi bahkan surplus untuk memenuhi kebutuhan nasional.
Kemudian untuk bahan pokok, Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan ketersediaan mau pun harga pangan aman dan stabil menjelang Idul Adha 2024.
"Sebagaimana laporan dari para mitra pelaku usaha pangan, kondisi ketersediaan pangan pokok strategis menjelang Idul Adha bisa kami pastikan aman dan harga relatif stabil," jelas I Gusti Ketut Astawa, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas dalam keterangan di Jakarta, Rabu (12/6/2024).
Baca Juga: Aplikasi Asal China Ini Disebut Bisa Membunuh UMKM
Dipaparkannya bahwa ketersediaan dan harga pangan diproyeksikan aman dan stabil. Salah satunya akibat penurunan permintaan pasar yang bertepatan dengan tahun ajaran baru anak sekolah.
Bapanas juga memastikan terus mengupayakan berbagai aksi intervensi seperti stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP), fasilitasi distribusi pangan (FDP), mendorong kerja sama antar daerah (KAD), dan mengadakan gerakan pangan murah (GPM) untuk menjaga disparitas harga di masyarakat untuk menjaga laju inflasi nasional.
Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) yang ada di Perum Bulog dan ID FOOD akan dioptimalkan untuk memenuhi kebutuhan daerah-daerah yang minim ketersediaan produksi dan tergantung pasokan dari luar. Seperti Kalimantan Utara, Maluku, serta wilayah Papua.
Dari hasil Rapat Koordinator (Rakor) diketahui ketersediaan hewan kurban cukup. Baik sapi, kerbau, atau kambing untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Kemudian, untuk meminimalkan penyebaran penyakit satwa kurban seperti Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan paru-paru, pemerintah mengimbau masyarakat mematuhi segala aturan yang ada. Yaitu tidak mencampurkan hewan sehat dengan yang terpapar.
"Hewan yang dikirim melintas antarwilayah juga harus diverifikasi Badan Karantina Indonesia dan dipastikan aman dari penyakit," tandas I Gusti Ketut Astawa.
Kemudian, untuk komoditas pangan lain seperti jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, daging ayam, telur ayam, gula, dan minyak goreng dipastikan stoknya cukup dan harganya stabil.
Hal ini disampaikan Maino Dwi Hartono, Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Bapanas.
"Harga pangan di produsen dan pedagang relatif seimbang sehingga masyarakat bisa mendapatkan pangan dengan harga yang wajar," jelasnya.
Disebutkannya bahwa instruksi Presiden Joko Widodo adalah menjaga harga yang wajar di tingkat produsen, pedagang, dan konsumen. Antara lain dengan menyesuaikan harga di hulu dan hilir.
Khusus untuk komoditas beras dan bawang putih, stoknya dipastikan cukup meski pun harganya diperkirakan masih tinggi.
Sementara itu, Satgas Pangan Polri yang diwakili Kombes Pol Hermawan mengatakan Kepolisian telah berkoordinasi dengan seluruh jajaran kepolisian di seluruh daerah. Tujuannya memastikan stabilitas pasokan dan harga pangan saat Idul Adha.
"Upaya preventif dan represif yang kami lakukan ialah untuk memastikan kualitas dan distribusi pangan sesuai dengan ketentuan yang ada," paparnya.
"Modus-modus penyelewengan telah kami polakan untuk mengantisipasi kondisi yang tidak diinginkan sehingga kita semua sama-sama nyaman dalam menyambut hari raya," pungkas Kombes Pol Hermawan.