Profil 3 Bank Syariah Pilihan Muhammadiyah Setelah Tinggalkan BSI

Selasa, 11 Juni 2024 | 07:25 WIB
Profil 3 Bank Syariah Pilihan Muhammadiyah Setelah Tinggalkan BSI
Ilustrasi BSI [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah berencana mengalihkan dana simpanannya yang berada di PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) ke beberapa bank syariah lain. Rencana ini tertuang dalam memo Surat Keputusan PP Muhammadiyah Nomor 320/I.0/A/2024 tertanggal 30 Mei 2024.

“Dengan ini kami minta dilakukan rasionalisasi dana simpanan dan pembiayaan di BSI dengan pengalihan ke bank syariah lain, seperti Bank Syariah Bukopin, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat, bank-bank syariah daerah, dan bank lain yang selama ini bekerja sama baik dengan Muhammadiyah,” demikian dalam keterangan tertulis yang dikutip Senin (10/6/2024).

Dalam memo, tertulis tiga bank syariah ternama yakni Bank Syariah Bukopin, Bank Mega Syariah, dan Bank Muamalat yang akan jadi pilihan baru PP Muhammdiyah menaruh dana.

Tiga bank ini merupakan pemain lama dalam perbankan syariah Indonesia dan memiliki kinerja yang beragam di kuartal awal tahun ini.

Baca Juga: Dari Dokter hingga Komisaris BSI, Mengungkap Perjalanan Karir Felicitas Tallulembang

Bank KB Bukopin Syariah

PT Bank KB Bukopin Syariah atau KB Bank Syariah dahulu pernah beroperasi di bawah Organisasi Muhammadiyah dengan nama PT Bank Persyarikatan Indonesia. Hingga pada 2008, bank tersebut diakuisisi oleh PT Bank Bukopin Tbk dan berubah nama jadi PT Bank Syariah Bukopin.

Kemudian pada 2021, akuisisi kembali terjadi dan saat itu dilakukan oleh bank terbesar di Korea Selatan, KB Kookmin Bank, kepada perusahan induk yakni PT Bank Bukopin Tbk.

Bank Syariah Bukopin pun merubah namanya menjadi Bank KB Bukopin Syariah sebagai usaha sinergi dengan induknya.

Pada kuartal I-2024, KB Bank Syariah mencatatkan laba bersih sebesar Rp7,37 miliar, tumbuh 131,99% (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sekitar Rp3,16 miliar.

Baca Juga: Imbas PP Muhammadiyah Hengkang, Netizen Mulai Cemas Simpan Dana di BSI

Pendapatan setelah distribusi bagi hasil juga tumbuh menjadi Rp56,93 miliar, tumbuh 14,41% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sekitar Rp49,76 miliar.

Dari segi pendanaan, KB Bank Syariah berhasil mendapatkan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp5,99 triliun, naik 10,95% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sekitar Rp5,4 triliun.

Bank Mega Syariah

PT Bank Mega Syariah (BMS) merupakan bagian dari usaha perbankan CT Corp yang berfokus pada prinsip syariah. Bank ini mulai beroperasi 25 Agustus 2004 dengan nama awal PT Bank Syariah Mega Indonesia.

Barulah pada 2 November 2010, PT Bank Syariah Mega Indonesia resmi mengganti namanya menjadi PT Bank Mega Syariah.

Pada kuartal-2024, bank ini mencatatkan laba bersih sebesar Rp50,06 miliar, turun 35,98% (yoy) dibanding laba bersih periode yang sama tahun 2023 yakni Rp78,2 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan bank, penurunan laba terjadi karena penyusutan pendapatan setelah distribusi bagi hasil 19,13% (yoy) menjadi Rp159,05 miliar pada kuartal I-2024.

Dari segi pendanaan, Bank Mega Syariah berhasil mendapatkan DPK sebesar Rp9,98 triliun, turun 28,94 (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Bank Muamalat

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI) merupakan bank syariah pertama di Indonesia yang mulai beroperasi pada 1 Mei 1992. Pendirian bank ini merupakan inisiatif Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), dan pengusaha muslim di Indonesia.

Sejak awal berdirinya, Bank Muamalat telah memperkenalkan berbagai inovasi dalam produk dan layanan keuangan syariah.

Contohnya, mereka adalah pelopor dalam asuransi syariah (Asuransi Takaful Keluarga), serta produk-produk seperti Shar-e yang diluncurkan pada 2004 sebagai tabungan instan pertama di Indonesia dan Shar-e Gold Debit Visa yang mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai kartu debit syariah dengan teknologi chip pertama di Indonesia.

Pada kuartal I-2024, Bank Muamalat membukukan laba bersih senilai Rp2,78 miliar. Nilai ini anjlok 72,7% (yoy) dibandingkan laba bersih kuartal I-2023 yang mencapai Rp10,23 miliar.

Penurunan laba terjadi setelah adanya distribusi bagi hasil sebesar Rp49,39 miliar, turun 13,62% (yoy) dibandingkan periode yang sama pada 2023 yakni Rp57,17 miliar.

Walau ada penurunan pendapatan, Bank Muamalat berhasil mencatatkan pertumbuhan DPK sebesar 1,3% (yoy) dari Rp45,5 triliun per 31 Maret 2023 menjadi Rp46,1 triliun per 31 Maret 2024.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI