Suara.com - Pada Jumat (7/6/2024), puluhan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, Sumatera Barat hadir dalam acara sosialisasi pemahaman Cinta, Bangga, Paham (CBP) rupiah dan penerapan digital payment UMKM.
Dikutip dari kantor berita Antara, sosialisasi diadakan di aula Kantor Camat Tanjung Mutiara, dan materi diberikan oleh Dosen Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Kampus Sumatera Barat.
"Sosialisasi ini adalah pengabdian mandiri dosen Prodi Keuangan Publik dan Teknologi Informasi Pemerintahan Fakultas Manajemen Pemerintah IPDN Kampus Sumbar berkolaborasi dengan Bank Indonesia. Menjadi pengabdian kedua kami, setelah sebelumnya mengadakan pengabdian masyarakat pada 2023," jelas Asmungi Rahardjo, koordinator kegiatan pengabdian kepada masyarakat dosen IPDN Kampus Sumbar, di Lubuk Basung, kawasan Danau Maninjau.
Roza Syafdefianti, Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan Sumberdaya Manusia Kabupaten Agam menyatakan bahwa sosialisasi yang diberikan Dosen IPDN Kampus Sumbar sangat bermanfaat bagi pelaku UMKM.
Baca Juga: PLN Mobile Fun Fest 2024 di Kota Makassar Hadirkan UMKM, Tumbuhkan Ekonomi Hijau
"Saya mengucapkan terima kasih kepada Dosen IPDN, karena Tanjung Mutiara ditunjuk untuk pelaksanaan program dan tidak semua kecamatan mendapatkan program ini," ungkapnya.
Asmungi Rahardjo menyatakan bahwa tujuan dari sosialisasi CBP Rupiah dan digital mayment bagi para pelaku UMKM adalah agar masyarakat Indonesia, khususnya yang berada di Kecamatan Tanjung Mutiara mengerti bahwa uang rupiah adalah suatu kebijakan yang dibuat pemerintah. Bisa menjadi sarana untuk bela negara, cinta negara, dan sebagai alat tukar resmi yang berlaku di Indonesia.
Dengan cinta rupiah, tentunya semangat membantu pemerintah dengan kebijakan yang dibuat. Kebijakan pemerintah itu sendiri bertujuan mensejahterakan masyarakat.
Banyaknya uang beredar di tengah masyarakat memberikan pemahaman pemerintah mensejahterakan masyarakat, karena apabila rupiah semakin banyak dibelanjakan, nilai tukar rupiah akan semakin bagus dibandingkan mata uang lain.
"Semakin tidak kita gunakan mata uang rupiah secara resmi, maka nilai rupiah semakin anjlok seperti sekarang. Di mana orang lebih senang menyimpan dolar, sehingga rupiah turun sampai sekarang dengan kondisi jelek dan tidak menutup kemungkinan nilai tukar dolar mencapai Rp 20 ribu, karena orang lebih cinta selain rupiah," lanjut Asmungi Rahardjo.
Baca Juga: Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2024 Tekankan Mata Uang dan Kedaulatan, Bidik Daerah 3T Kalimantan Barat
Harapan dari sosialisasi ini, para peserta termasuk para pelaku UMKM dapat meneruskan informasi yang didapat kepada masyarakat di lingkungan masing-masing.
Di masa mendatang, akan digelar program lanjutan, dan IPDN Kampus Sumbar sedang bekerja sama dengan Bank Indonesia untuk tetap melakukan program yang sifatnya cinta bangsa lewat rupiah.
Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Kampus Sumatera Barat bakal melakukan pertemuan dengan BI terkait masalah cinta rupiah dan BI sudah membaca kenapa nilai rupiah semakin lama semakin anjlok.
"BI sudah membaca dan berdiskusi dengan kami bagaimana caranya uang kita tetap banyak beredar. IPDN lembaga kedinasan mencetak kader bibit kelas menengah di negara ini, sehingga mereka dijadikan ujung tombak dalam menyosialisasikan tentang program BI, agar program berjalan dengan baik. Kemudian pemerintah memiliki kebijakan untuk menyejahterakan masyarakat akan tercapai," pungkas Asmungi Rahardjo.