Suara.com - Upaya penguatan pertanian keberlanjutan dan salah satu upaya serius dalam merespon perubahan iklim telah mendorong PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Kasim melakukan penyuluhan pertanian kepada masyarakat setempat.
Dikutip dari kantor berita Antara, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Kasim menggandeng Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya.
Sebagai respon terhadap peningkatan suhu bumi akibat efek Gas Rumah Kaca (GRK) yang besar dari aktivitas manusia sehingga tertutupnya atmosfer bumi, inilah langkah konkret. Yaitu penyuluhan di tiga kampung dan satu dusun di wilayah Distrik Seget selama tiga hari berturut-turut.
Di Kampung Iklim ini, Kilang Kasim rutin memberikan penyuluhan pertanian kepada masyarakat demi terpenuhinya pangan lokal yang berdampak pada pengurangan stunting.
Baca Juga: Kunjungan UMKM Dharma Wanita Kalsel: Belajar Sekaligus Bagi Ilmu
"Melalui Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) kami berkontribusi pada 17 tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), terutama poin 1, 2, 3, 4, 6, 12 dan 13 yang sangat diperlukan di Distrik Seget sebagai remote area perusahaan," jelas Bambang Imawan, Pjs. Area Manager Comm, Rel, CSR & Compliance Kilang Kasim, di Sorong, Jumat (7/6/2024).
Ia menyatakan bahwa program pertanian berkelanjutan adalah metode penanaman yang fokus pada ekologi dan ekonomi.
"Pertanian tidak hanya mengejar keuntungan finansial, tetapi memperhatikan dampak terhadap alam dan masyarakat. Prinsip utamanya penggunaan sumber daya secara bijaksana," tandasnya.
"Kegiatan yang berbasis kepada perubahan iklim ini rutin dilakukan setiap tahun. Dalam tiga tahun terakhir ada 10 kampung binaan Kilang Kasim yang mengikuti program Kampung Iklim. Di dalamnya terdapat pemenuhan pangan lokal dan pertanian berkelanjutan," tukas Bambang Imawan.
Sementara itu, Ernawati, Kabid Konsumsi dan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Sorong mengatakan ketahanan pangan di Distrik Seget harus berbasis kepada sumber daya lokal yang mudah diakses.
Baca Juga: Rp 44 T, Pembelian BUMN untuk Produk UMKM Kita
"Masyarakat harus bisa bertani dan berkebun supaya bisa memberikan gizi yang cukup pada anak sehingga tidak ada lagi kekurangan gizi atau stunting," jelas Ernawati.
Transfer pengetahuan cara bertani yang produktif oleh Kilang Kasim melalui Dinas Ketahanan Pangan Sorong ini harus dimanfaatkan baik-baik oleh masyarakat.
"Ini merupakan upaya konkret perusahaan agar tidak terjadi kelaparan dan kekurangan pangan di area sekitar perusahaan," tukasnya.
Dinas Ketahanan Pangan Sorong selalu melakukan monitoring terhadap puluhan distrik agar masyarakat bisa belajar memenuhi gizi yang cukup setiap hari.
"Ini sangat penting untuk menekan angka stunting yang tinggi di wilayah Papua Barat Daya," pungkas Ernawati.