Suara.com - Selama 20 tahun lebih, almarhum Ramadhan KH--salah satu penulis biografi dan otobiografi ternama Indonesia, sekaligus ayahanda drummer Gilang Ramadhan--menyiapkan buku memoar William Soeryadjaya.
Dikutip kantor berita Antara dari rilis resmi, memoar bertajuk "Semangat Hidup dan Pasrah kepada Tuhan" itu bakal meluncur pada 12 Juni 2024. Diterbitkan Kepustakaan Populer Gramedia (KPG).
"Penyusunan memoar ini berawal dari keinginan besar ayah untuk menuliskan kisah William Soeryadjaya yang sangat dikaguminya," jelas Gilang Ramadhan, putra kedua pada Rabu (5/6/2024).
Peluncuran memoar karya Ramadhan KH akan dikemas dalam acara besar berjudul "Tribute to William Soeryadjaya dan Ramadhan KH".
Baca Juga: Masuk Indeks SRI-KEHATI dan ESGSKEHATI, Emiten AVIA Tegaskan Bisnis Berkelanjutan
Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju, ditambah tokoh bisnis, budaya, dan sastra dijadwalkan akan hadir.
Kemudian digelar pentas teater "Om William Kita" yang diperankan Reza Rahadian, Happy Salma, dan Verdi Solaiman, serta didukung Agus Noor (sutradara), Gilang Ramadhan (aransemen musik), dan Shahnaz Haque (narator), Adi Darmawan (Komodo Project), serta Dian HP.
Di dalam memoar ini, Ramadhan KH menuliskan William Soeryadjaya atau akrab disapa Oom Will sebagai sosok seorang pengusaha yang mendirikan dan membesarkan Grup Astra, dan terjun dalam pembuatan mobil Toyota Kijang paruh 1970-an.
Saat itu beliau menggagas satu kendaraan bermotor murah, dengan biaya pemeliharaann rendah, serta irit bahan bakar.
Lantas lahirlah jenis kendaraan bermotor niaga sederhana (KBNS) di Indonesia, yang muncul dengan berbagai merek.
Baca Juga: Resmi Bertunangan, Pembalap F1 Indonesia Pertama Ini Pebisnis Muda
Dari sekitar lima merek KBNS yang muncul pada pertengahan dasawarsa 1970-an, hanya Toyota Kijang yang mampu bertahan dan berkembang.
Jenis kendaraan itu diperkenalkan untuk pertama kalinya kepada masyarakat Indonesia pada 9 Juni 1977.
Hanya dalam waktu enam bulan sejak diperkenalkan, lebih dari 1.000 unit Toyota Kijang telah diproduksi dan kurang dari dua tahun, unit ke-100.000 tercapai.
"Saya ingin Indonesia, yang sebenarnya kaya akan tanahnya, alamnya, iklimnya, dan penduduknya yang beragam etnis, bisa bersatu, maju, dan tak kalah dengan bangsa lain," ungkap Oom William dalam memoarnya.