Investasi Modal Dengkul ala Elon Musk, Starlink Buat Telkomsel Cs Kebakaran Jenggot

Selasa, 04 Juni 2024 | 11:41 WIB
Investasi Modal Dengkul ala Elon Musk, Starlink Buat Telkomsel Cs Kebakaran Jenggot
Ilustrasi perangkat Starlink. Investasi yang dilakukan Elon Musk hanya modal dengkul alias tanpa uang sepeserpeun tapi dengan bebas bisa menjual produknya di Tanah Air.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Starlink, perusahaan internet berbasis satelit milik Elon Musk yang telah resmi masuk Indonesia dikabarkan membuat para operator industri telekomunikasi seluler seperti Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata ketar-ketir.

Pasalnya, investasi yang dilakukan Elon Musk hanya modal dengkul alias tanpa uang sepeserpun tapi dengan bebas bisa menjual produknya di Tanah Air.

Investasi modal dengkul ini dikarenakan Elon Musk bersedia hadir di acara World Water Forum (WWF) di Bali beberapa waktu lalu bersama dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), sekaligus meresmikan pengoperasian Starlink untuk sejumlah fasilitas kesehatan/Puskesmas.

Kondisi ini membuat sejumlah pemain seperti Telkomsel, Indosat dan XL Axiata harus gigit jari mengingat investasi real yang telah mereka lakukan tak kecil.

Baca Juga: Google Investasi Rp 243 Miliar di Asia Pasifik, Termasuk Indonesia

Berdasarkan data, biaya operasional tiga pemain utama selular itu di Indonesia mencapai triliunan rupiah setiap tahunnya.

Telkomsel yang merupakan anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk tercatat mengeluarkan biaya operasional paling besar yakni mencapai Rp39,71 triliun, kemudian Indosat harus merogoh kocek sedalam Rp21,08 triliun untuk operasional mereka setiap tahun, dan lalu XL Axiata mengeluarkan sedikitnya biaya operasional sebesar Rp20,35 triliun.

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Nezar Patria mengaku bakal terus memantau layanan internet Starlink milik Elon Musk yang baru saja resmi masuk Indonesia.

"Saat ini kami lihat ya mulai beroperasi, dan kami masih terus memonitor lah," kata Wamenkominfo saat ditemui di Universitas Paramadina, Jakarta, Jumat (31/5/2024).

Nezar mengakui kalau Starlink sebenarnya lebih cocok di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal alias wilayah 3T. Namun ia tak menampik kalau layanan internet berbasis satelit ini juga bisa digunakan warga di wilayah non 3T.

Baca Juga: Profil Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi Segera Teken Izin Tambang untuk PBNU

Nezar turut menegaskan kalau Pemerintah akan terus adil dalam menyikapi Starlink, khususnya dalam bersaing dengan para operator yang sudah ada di pasar telekomunikasi.

"Kami coba jamin adalah fair playing field buat semua ya. Jadi enggak ada anak emas buat Starlink," lanjutnya.

Nezar memaparkan kalau Starlink bisa menjangkau semua wilayah di Indonesia karena berbasis satelit. Namun di Indonesia, penyelenggara internet juga menyediakan layanan berbasis menara BTS hingga fiber optik.

Maka dari itu, masing-masing penyelenggara internet memiliki keunggulan dan kelebihan.

Makanya, ia membebaskan masyarakat untuk memilih opsi yang sesuai kebutuhan, entah itu Starlink ataupun operator yang sudah ada.

Nezar menyebut, apabila masyarakat ingin internet lebih cepat, maka bisa memilih layanan internet berbasis fiber optik.

Sebaliknya, apabila warga berada di daerah terpencil, atau sedang berlayar di tengah laut, maka bisa memilih Starlink untuk mendapatkan koneksi internet.

"Jadi ini adalah opsi-opsi buat masyarakat aja dan semakin banyak opsi ini saya kira semakin bagus untuk konektivitas kita," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI