Suara.com - Tahun 2024 pemerintah menargetkan produksi batu bara sejumlah 710 juta ton atau meningkat sekitar 15 juta ton dari tahun 2023. Hal tersebut juga sejalan dengan rancangan program perusahaan di mana tahun 2024 kinerja penanganan batu bara di patok 28.751.773 ton dan berkontribusi setidaknya sebesar Rp 594 milyar terhadap pendapatan tahun 2024. Volume ini meningkat sekitar 13% dari capaian tahun 2023 sebesar 25.362.594 juta ton.
"Pada segmen KALOG Pro, layanan penanganan batu bara masih menjadi backbone pendapatan perusahaan. Tahun 2023, bisnis batu bara menyumbang Rp 477 milyar terhadap pendapatan atau sekitar 43% dari keseluruhan capaian. Di tahun 2024, KAI Logistik telah memetakan serangkaian program strategis untuk mencapai target kinerja batu bara yang juga akan menjadi kontributor utama pendapatan perusahaan," kata Direktur Utama KAI Logistik, TLN Ahmad Malik Syah ditulis Sabtu (1/6/2024).
Hingga April 2024, perseroan telah mengelola lebih dari 6 juta ton batu bara dengan mencatatkan pendapatan lebih dari Rp 134 milyar atau sebesar 77% dari target proporsional hingga April 2024.
KAI Logistik berupaya memetakan strategi dalam mendorong kinerja pengelolaan batu bara di antaranya dengan menambah okupansi angkutan termasuk pembangunan Coal Unloading Terminal Kramasan berkapasitas 20 juta ton per tahun yang telah dimulai dengan groundbreaking pada semester II tahun 2023.
Baca Juga: Program Subtitusi Batu Bara dengan Biomassa di PLTU Dinilai Gerakkan Ekonomi Masyarakat
Dalam menjalankan bisnis pengelolaan batu bara, Perseroan memfokuskan pada pelayanan prima termasuk melengkapi dengan infrastruktur yang telah dimodernisasi di antaranya conveyor belt system yang diintegrasikan dengan shiploader untuk pemuatan batu bara ke tongkang sehingga mampu mengedepankan efektivitas dan efisiensi.
Dengan shiploader, pengisian tongkang berkapasitas 8.300 ton dapat dilakukan dalam waktu 5-6 jam yang sebelumnya memerlukan waktu hingga 30 jam menggunakan dump truck.
”Investasi besar pada modernisasi infrastruktur yang telah dimulai sejak tahun 2016 lalu menjadi salah satu wujud inisiatif perusahaan dalam memaksimalkan bisnis dengan mengedepankan tanggung jawab perusahaan di mana dengan conveyor system ini mampu menekan jumlah emisi yang dihasilkan oleh dump truck dalam proses pengisian batu bara ke tongkang,” jelas pria yang akrab disapa Malik.