Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjadi buruan para awak media yang ingin menanyakan nasib iuran Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) terhadap karyawan swasta. Pasalnya, kebijakan iuran Tapera dengan memotong gaji sebesar 3% itu sangat ditentang oleh pekerja maupun pengusaha.
Hanya saja, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini irit bicara soal iuran Tapera. Dia bilang, nasib diberlakukan iuran Tapera itu akan ditentukan pada Jumat (31/5) besok.
Sri Mulyani bilang, pemerintah akan menggelar konferensi pers untuk menjelaskan kebijakan yang kontroversi itu.
"Iya nanti dilakukan, ada konferensi pers," ujar Sri Mulyani singkat di Jakarta, Kamis (30/5/2024).
Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Kuliah Gratis Bisa Diberikan, Kalau Bayar Pajaknya Lebih Besar
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bakal memanggil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono soal iuran Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera).
Menurut dia, kebijakan iuran Tapera itu akan dilihat kembali dengan para pemangku kepentingan.
Sebab kebijakan ini banyak menuai protes dari kalangan pekerja maupun pengusaha.
"Ini nanti dicek ke pak Menteri PUPR. Nanti Kami lihat," ujarnya singkat di Hotel St Regis, Jakarta, Rabu (29/5/2024).
Iuran Tapera Tak Hilang
Baca Juga: Simulasi Hitung Iuran Tapera Sesuai Potongan Besaran Gaji
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menegaskan, iuran Tapera itu tidak serta merta hilang setelah dipotong dari gaji karyawan.
"Menurut saya yang dulu Tapera itu tabungan, bukan dipotong terus hilang. Itu tabungannya anggota untuk itu untuk mendapatkan bantuan untuk bangun rumah," ujarnys di JCC Jakarta, Selasa (28/5/2024).
Basuki kembali menjelaskan, iuran Tapera sebenarnya sudah ada pada sejak lima tahun lalu, akan tetapi tidak langsung diterapkan.