Antisipasi Kemarau, DKPP Bantul Siapkan Pompa Air di Sawah dan Sarankan Ini Kepada Petani

Kamis, 30 Mei 2024 | 11:06 WIB
Antisipasi Kemarau, DKPP Bantul Siapkan Pompa Air di Sawah dan Sarankan Ini Kepada Petani
Padi yang ditanam di sawah serta diairi lewat sistem irigasi mau pun pompa air . Sebagai ilustrasi [Shutterstock].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Total luas lahan pertanian baku di seluruh 17 kecamatan di wilayah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai seluas 14 ribu hektare. Dalam setahun di areal lahan yang sama bisa ditanami lebih dari satu kali tanam padi, juga tanaman palawija.

Dikutip dari kantor berita Antara, Joko Waluyo, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakn bahwa
sekarang ini di wilayah Kabupaten Bantul masih terdapat lahan-lahan pertanian atau sawah yang baru ditanami padi.

"Di Kabupaten Bantul tiap bulan ada panenan, juga tiap bulan ada tanaman padi," paparnya.

Sementara lahan pertanian di seluruh wilayah Bantul yang ditanami padi dan sedang masa pertumbuhan pada musim tanam kedua pada 2024, setidaknya mencapai luas 5.000 sampai 6.000 hektare.

Baca Juga: Jelang PON XXI 2024, UMKM Sumut dan Aceh Bersiap

Sebagai antisipasi kesulitan irigasi di lahan pertanian atau sawah menghadapi musim kemarau sekarang ini, DKPP Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta menyiapkan ribuan pompa air bagi para kelompok tani.

"Kami lihat iklim cuaca saat ini untuk hujan sudah hampir tidak ada, dan sudah menghadapi musim kemarau. Untuk mengantisipasi musim ini kita menyiapkan pompa-pompa air," kata Joko Waluyo di Bantul, Kamis (30/5/2024).

"Pompa air sebanyak 5.190 unit, karena terus ada tambahan bantuan dari pemerintah. Harapan kami di daerah-daerah lahan pertanian kalau kemarau panjang bisa menaikkan sumber air yang ada dengan pompa itu," jelasnya.

Selain pompa air, antisipasi yang lain adalah para petani menanam padi dengan umur pendek dibandingkan biasanya. Sehingga kebutuhan air irigasi bisa disesuaikan dengan sumber air yang ada di musim kemarau.

"Kemudian kami juga menyarankan petani kalau di daerahnya benar-benar kesulitan irigasi kami sarankan untuk menanam tanaman palawija, akan tetapi tetap sekarang yang pokok itu tanaman pangan khususnya padi," pungkas Joko Waluyo.

Baca Juga: Fokus pada Segmen UMKM dan Ultra Mikro, Analis Rekomendasikan Saham BBRI

Agus
Tempat kami rencananya di Dam Blowong malah mau di matikan padahal bisa membatu para petani mempertahankan untuk menjaga ketahanan pangan baik sektor pertanian dan perikanan. Karena tempat kami terbiasa tanam padi karena murah air,tapi kalau di matikan akan mempersulit petani Monggo yang berkepentingan untuk di pikirkan kembali karena tahun kemaren aliran irigasi di matikan mempengaruhi sumur sumur pada Kekeringan .
1 komentar disini >

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI