10 Juta Gen Z Luntang Lantung Jadi Pengangguran, Pontang Panting Cari Kerja Tapi Tak Dapat

Senin, 27 Mei 2024 | 11:16 WIB
10 Juta Gen Z Luntang Lantung Jadi Pengangguran, Pontang Panting Cari Kerja Tapi Tak Dapat
Ilustrasi. Sebanyak 9,9 juta Gen Z di rentang usia 15-24 tahun tercatat menganggur pada tahun 2023.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan angka mengkhawatirkan terkait pengangguran di kalangan Gen Z.

Sebanyak 9,9 juta Gen Z di rentang usia 15-24 tahun tercatat menganggur pada tahun 2023.

Angka ini setara dengan 22,25% dari total populasi Gen Z di Indonesia.

Menurut BPS, fenomena ini dikategorikan sebagai NEET (Not in Education, Employment, and Training). Artinya, Gen Z tersebut tidak sedang menempuh pendidikan, bekerja, ataupun mengikuti pelatihan.

Baca Juga: Pelatihan Keterampilan Salon Kecantikan untuk OAP Tekan Pengangguran di Jayapura

Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah menyebutkan bahwa tingginya angka pengangguran Gen Z disebabkan oleh beberapa faktor.

Ida menyebut ketidakcocokan antara skill yang dimiliki Gen Z dengan kebutuhan pasar kerja menjadi salah satu faktir utama.

"Dunia kerja saat ini menuntut skillset yang lebih kompleks dan adaptif, sementara sistem pendidikan belum sepenuhnya beradaptasi dengan kebutuhan tersebut," kata Ida beberapa waktu lalu.

Selain itu kurangnya pengalaman kerja menjadi salah satu hambatan. Banyak Gen Z yang baru lulus sekolah dan belum memiliki pengalaman kerja yang relevan dengan lowongan pekerjaan yang tersedia.

Kemudian soal minat dan ekspektasi gaji yang tidak realistis. Beberapa Gen Z memiliki ekspektasi gaji yang tinggi dan tidak sesuai dengan skill dan pengalaman mereka.

Baca Juga: Namanya Digodok PKB, Ida Fauziyah Ancang-ancang Maju Pilkada DKI?

Minimnya informasi tentang lowongan pekerjaan. Gen Z masih kurang terinformasi tentang lowongan pekerjaan yang sesuai dengan skill dan minat mereka.

Pemerintah menurut Ida telah mengambil beberapa langkah untuk mengatasi masalah ini, seperti memperbaiki sistem pendidikan agar lebih relevan dengan kebutuhan pasar kerja.

Meningkatkan pelatihan vokasi untuk membekali Gen Z dengan skill yang dibutuhkan industri.

Dan Memperbanyak informasi tentang lowongan pekerjaan melalui berbagai platform online dan offline.

"Memberikan insentif bagi perusahaan yang mempekerjakan Gen Z," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI