Suara.com - MMS Group Indonesia (MMSGI) bersama 15 perusahaan terkemuka lainnya berpartisipasi mengikuti Sustainable Development Goals Innovation (SDGI) Accelerator for Young Professional, memberdayakan talenta muda untuk berinovasi sejalan dengan program SDGI.
MMS Group Indonesia membawa tema “Reviving Hope: From Mining Void to Clean Water for All”, yang memiliki tujuan untuk mengembangkan model sirkular dalam mengatasi masalah air bersih di empat desa di Kutai Kartanegara dengan dampak positif bagi masa depan berkelanjutan.
Berdasarkan hasil riset mendalam dari pihak internal, air yang berada di lanskap pascatambang dapat dimanfaatkan sebagai reservoir air berkualitas murni. Menyadari potensi transformatif ini, MMSGI mencari peluang untuk menyediakan air bersih dan berkelanjutan bagi masyarakat lokal untuk keperluan rumah tangga dan pertanian.
Program air bersih ini mendukung SDG 6 (Air Bersih dan Sanitasi Layak) serta SDG 3 (Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan) karena akses terhadap air bersih meembantu meningkatkan kesehatan masyarakat.
Proyek penyaluran air bersih dari lanskap pascatambang ini dibangun dalam total area 8,6 hektare dengan volume air mencapai 2,7 juta meter kubik. Proyek program sirkulasi air bersih dari lanskap pascatambang ini mampu menjangkau hingga sekitar 3,000 warga di empat desa di Kutai Kartanegara yaitu Sentuk, Lung Anai, Rempanga dan Donomulyo.
CEO MMSGI Sendy Grety mengungkapkan, jika bisa dikelola dengan baik, program model sirkular air bersih dari lanskap pascatambang ini akan meminimalisir dampak terhadap lingkungan sosial.
“Lanskap pascatambang menghadirkan tantangan yang beragam, padahal aset pascatambang sebenarnya bisa ditransformasikan menjadi penghidupan dan lingkungan pascatambang yang berkelanjutan,” ujarnya.
Proyek sirkular air bersih dari lanskap pascatambang ini melibatkan pembangunan infrastruktur air inovatif dengan memanfaatkan teknologi pompa hidram yang tidak memerlukan Listrik, mendukung SDG 9 (Industri, Inovasi, Infrastruktur) & SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim).
Dengan melaksanakan proyek di bawah pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDESA), inisiatif ini tidak hanya memastikan kepemilikan dan pemberdayaan lokal tetapi juga menumbuhkan ketahanan ekonomi masyarakat pascatambang yang mendukung SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) dan SDG 11 (Kota dan Komunitas Berkelanjutan).
Keterlibatan BUMDESA, ekosistem pendukung, pemerintah, masyarakat serta swasta membuat model sirkular yang berkelanjutan sesuai dengan SDG 17 (Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan).
Acara ini merupakan bagian dari UN Global Compact yang diselenggarakan oleh Indonesia Global Compact Networks (IGCN) demi mendukung generasi inovator masa depan melalui SDGI Accelerator bagi para profesional muda.
Fokusnya adalah pada pengembangan dan penerapan solusi inovatif melalui teknologi, inisiatif, dan model bisnis terbaru yang berkontribusi terhadap tujuan keberlanjutan perusahaan.