Suara.com - Busworld Southeast Asia 2024 berlangsung 15-17 Mei 2024 di JIExpo Kemayoran Jakarta. Pameran ini menjadi bukti bahwa produk dalam negeri memiliki daya saing kuat dan mampu menarik perhatian luas. Sekaligus menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berinovasi.
Dikutip kantor berita Antara dari rilis resmi, ajang pameran itu tidak hanya dihadiri perusahaan manufaktur bus. Namun perusahaan manufaktur suku cadang, komponen, aksesori, teknologi, hingga perawatan bus.
Dari 58 peserta lebih di Busworld Southeast Asia 2024 yang datang dari enam negara, terdapat Fakultas Teknik (FT) Universitas Indonesia (UI) yang berkolaborasi dengan Petrosea. Sebuah perusahaan multi-disiplin yang bergerak di bidang kontrak pertambangan, rekayasa, pengadaan dan konstruksi, serta jasa minyak dan gas bumi.
Melalui Research Center for Advanced Vehicles (RCAVe), FTUI dan Petrosea menghadirkan bus konversi dari mesin diesel menjadi listrik. Atau kendaraan bermotor bahan bakar mesin (KB BBM) menjadi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBL BB).
Baca Juga: UMKM Perlu Dukungan Berbagai Pihak, Kadin NTT Sebutkan Pentingnya Kolaborasi
Bus listrik dari mesin diesel yang dikonversi menjadi berbasis listrik dari RCAVe FTUI ini adalah bus konversi mesin diesel pertama di Indonesia.
Dekan FTUI Prof. Dr. Heri Hermansyah menyebutkan pentingnya kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak dalam mewujudkan bus konversi dari mesin diesel yang perdana di Tanah Air itu.
"Kolaborasi antara akademisi, peneliti, dan pelaku industri sangat penting untuk mewujudkan visi ini," jelasnya.
Diharapkan bahwa kehadiran bus konversi dari mesin diesel tadi tidak hanya menginspirasi masyarakat untuk mengadopsi kendaraan berbasis listrik. Namun mendorong para pengembang dan industri lokal untuk terus berinovasi dan mengembangkan teknologi ramah lingkungan.
Inisiatif ini bisa menjadi tonggak penting dalam mewujudkan transportasi yang lebih berkelanjutan di Indonesia.
Baca Juga: Pemkot Solo Terima Motor Listrik Hasil Konversi dari Kementerian ESDM, Hemat BBM Tahunan Rp 3 Jutaan
Sistem kontrol bus listrik konversi mesin diesel itu adalah hasil karya peneliti FTUI yang dimotori Control Expert dan Dosen Departemen Teknik Elektro FTUI, Dr. Abdul Muis, S.T., M.Eng.
Bus listrik hasil konversi tadi telah melalui uji coba operasional dengan jarak tempuh lebih dari 400 km.
Peruntukannya diharapkan bisa menjadi kendaraan operasional di lingkungan kampus UI maupun penggunaan dalam kota.
Saat berkunjung ke Bus Listrik FTUI dan berdiskusi dengan tim terkait biaya retrofit bus, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mendorong kolaborasi konversi bus listrik antara dunia akademik dan industri yang dilakukan. Seperti yang dilakukan FTUI dan Petrosea. Harapannya bisa terus dilanjutkan.