Suara.com - Menteri Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Basuki Hadimuljono mengadakan kunjungan ke pameran pendukung acara utama World Water Forum 2024 di Nusa Dua, Bali.
Dikutip dari kantor berita Antara, salah satu yang disimak adalah teknologi manajemen air Bima Sakti Alterra (BSA).
Perusahaan teknologi yang mengelola air lebih dari 100 Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) se-Indonesia ini memamerkan kerja perangkat yang digunakan.
“Kami partner dari PDAM sudah 14 tahun, di World Water Forum ini kami unjuk gigi bahwa anak bangsa bisa mengembangkan sendiri aplikasi untuk monitoring bisnis proses PDAM dan distribusi air secara realtime,” jelas Putri Respati, Direktur Bima Sakti Alterra (BSA).
Baca Juga: High Level Panel World Water Forum 2024 Bahas Keberlangsungan Sumber Air Pulau-Pulau Kecil
Pemaparannya adalah kerja perangkat BSA mulai pemasangan aplikasi administratif, berlanjut ke pemasangan perangkat berteknologi digital IoT yang memiliki sensor untuk mendeteksi permasalahan dalam distribusi air.
BSA menjelaskan perihal teknologi mereka, di mana 100 persen software buatan dalam negeri. Sedangkan hardware sebagian dalam negeri sebagian luar negeri. Antara lain sensor pendeteksi.
“Kami mengakuisisi data dan memformulasikan memvisualisasikan data supaya bisa dikonsumsi oleh PDAM. Sehingga mereka bisa mengambil keputusan dengan lebih tepat dan cepat ketika ada permasalahan,” tandas Putri Respati.
Untuk di Bali sendiri teknologi manajemen air mereka saat ini sudah dimanfaatkan PDAM di Kabupaten Gianyar, Badung, Bangli, Klungkung, Karangasem, dan Jembrana. Akan tetapi, cara kerja bertahap sehingga belum semua sampai pada tahap pemasangan sensor pendeteksi.
Salah satu yang memanfaatkan teknologi manajemen air Bima Sakti Alterra secara penuh adalah PDAM Gianyar.
Baca Juga: Momentum WWF ke-10, PLN Terus Tingkatkan Kinerja ESG dan Keberlanjutan Melalui Water Management
“Dulu kami pencetakan rekening manual sekarang pembayaran daring tidak perlu cetak rekening yang beribu ribu lembar, lalu kalau ada anomali, kami sudah punya SOP sehingga ada skala prioritas, kalau gangguannya major maka kami akan langsung ke lokasi,” ungkap Cokorda Gde Krisena Agung, Kepala Divisi Penelitian dan Pengembangan Perumda Air Minum Tirta Sanjiwani (PDAM Gianyar).
Ia menambahkan, selama 13 tahun telah memanfaatkan sistem BSA dan sangat membantu.
Cokorda Gde Krisena Agung menambahkan PDAM Gianyar jadi lebih tanggap dalam menangani permasalahan penyaluran air kepada 56 ribu pelanggannya. Hanya kesulitannya adalah perubahan kebiasaan dari sistem konvensional sebelumnya.