Kemenag Kecewa dengan Layanan Haji Garuda Indonesia, Beberkan 4 Masalah

Achmad Fauzi Suara.Com
Rabu, 22 Mei 2024 | 15:24 WIB
Kemenag Kecewa dengan Layanan Haji Garuda Indonesia, Beberkan 4 Masalah
Petugas maskapai Garuda Indonesia tengah memasang head seat cover kursi penumpang jemaah jamaah haji 2024 [ANTARA/Azmi Samsul Maarif].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Agama (Kemenag) merasa kecewa dengan layanan penerbangan haji maskapai Garuda Indonesia fase keberangkatan jemaah ke Madinah. Bahkan, Kemenag telah melayangkan teguran tertulis kepada manajemen Garuda Indonesia pada 16 Mei, namun dinilai belum ada perbaikan layanan.

Kemenag menilai manajemen Garuda Indonesia gagal dalam memberikan layanan terbaik kepada jemaah fase pemberangkatan yang sudah berlangsung sejak 12 Mei 2024.

"Kami mencatat banyak persoalan yang terjadi dalam sepekan terakhir penerbangan jemaah haji Indonesia. Kami melihat performa Garuda Indonesia tahun ini sangat buruk. Kami sudah sampaikan teguran tertulis, tapi belum ada perbaikan signifikan," ujar Juru Bicara Kementerian Agama Anna Hasbie di Jakarta, Rabu (24/5/2024).

"Kami melihat manajemen garuda gagal dalam memberikan layanan terbaik untuk jamaah haji," sambung dia.

Petugas jamaah calon haji di Bandara Internasional Lombok, Nusa Tenggara Barat saat memberikan pelayanan kepada para calon haji saat keberangkatan, Selasa (21/05/2024) (ANTARA/Humas Bandara Lombok)
Petugas jamaah calon haji di Bandara Internasional Lombok, Nusa Tenggara Barat saat memberikan pelayanan kepada para calon haji saat keberangkatan, Selasa (21/05/2024) (ANTARA/Humas Bandara Lombok)

Anna memaparkan, Kementerian Agama mencatat ada sejumlah persoalan pada penerbangan jemaah haji Indonesia yang sudah berlangsung sejak 12 Mei 2024.

Pertama, kerusakan mesin pesawat. Kejadian ini terjadi di Embarkasi Makassar. Sayap kanan pesawat Garuda Indonesia mengeluarkan api pada saat take off penerbangan jemaah kelompok terbang (kloter) lima Embarkasi Makassar UPG-05). "Kondisi ini berdampak domino pada keterlambatan sejumlah penerbangan setelahnya," kata Anna.

Kedua, keterlambatan penerbangan. Ontime performance (OTP) Garuda Indonesia juga sangat buruk. Kemenag mencatat, prosentase keterlambatan keberangkatan pesawat Garuda Indonesia sangat tinggi, mencapai 47,5%.

"Dari 80 penerbangan, 38 di antaranya mengalami keterlambatan. Bahkan ada keterlambatan sampai 3 jam 50 menit. Kalau ditotal, keterlambatan itu mencapai 32 jam 24 menit. Ini tentu sangat disayangkan," imbuh Anna.

Ketiga, pecah kloter. Perencanaan Garuda Indonesia juga meleset. Pecah kloter yang awalnya diperkirakan hanya akan terjadi satu kali, ternyata terjadi beberapa kali. Salah satunya pecah kloter dialami UPG-06 karena Garuda tidak bisa menggantikan pesawat yang mesinnya rusak dengan jenis pesawat yang sama.

Baca Juga: Profil Garuda Indonesia Maskapai Jemaah Haji: Ini Sejarah, Jajaran Direksi, Gaji hingga Kontroversinya

"Kami mencatat sampai hari ini sudah ada empat penerbangan yang pecah kloter. Maksudnya, satu kloter jemaah tidak bisa diterbangkan secara bersama-sama," beber dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI