Suara.com - Sampah botol Aqua menempati urutan pertama dalam memberikan kontribusi pencemaran sampah plastik terbesar di sejumlah sungai di Indonesia sepanjang tahun 2023 lalu.
Data ini dirilis oleh komunitas nirlaba Sungai Watch pada 2024 ini. Dalam audit lingkungan itu Sungai Watch mengambil sampel sebanyak 537,189 sampah plastik di sungai wilayah Jawa Timur dan Bali. Hasilnya Aqua menempati nomor satu sebagai penyumbang pencemaran sampah plastik terbesar dengan 39.118 keping sampah.
Data Sungai Watch juga menunjukkan bahwa bahwa produsen air mineral milik Danone Indonesia ini sudah tiga kali berturut-turut menjadi penyumbang sampah plastik nomor satu di Indonesia atau sejak 2021, 2022 dan 2023.
"Produk nomor satu yang kami temukan di sungai-sungai Indonesia adalah botol Aqua sekali pakai dan botol PET mereka," sebut temuan mereka dikutip Rabu (22/5/2024).
Baca Juga: Timbulan Sampah Plastik Masih Jadi Masalah, Kemasan Galon Guna Ulang Perlu Digalakkan
Banyak faktor menurut Sungai Watch yang membuat sampah plastik terus meningkat jumlahnya.
Salah satunya faktor geografis juga berperan dalam tingginya pencemaran plastik di perairan sungai di Bali. Bali tercatat punya 372 sungai dan lebih dari 90% penduduk Bali tinggal dalam radius 1 kilometer dari sungai.
Menurut kajian lembaga lingkungan di pemerintahan Bali, sedikitnya 33.000 ton plastik masuk ke sungai di Bali setiap tahunnya atau setara 90 ton plastik per hari.
Selain Aqua, ikut masuk daftar lima besar perusahan pencemar sungai di Bali, berturut-turut adalah Wings Surya, Indofood, Ultra Milk, Orang Tua, Unilever, Mayora, Nestle, Coca-cola dan Sinar Sosro.
Sejumlah produsen diatas memiliki beragam produk rumah tangga dari mie instan, minuman teh gelas, kopi saset dan kopi dalam kemasan botol, jus, susu, minuman berenergi.
Baca Juga: INAPLAS Tegaskan Komitmen untuk Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik