Negara Bagian Australia Sebutkan Wacana Kerja Sama Mobil Listrik dengan Indonesia

Rabu, 22 Mei 2024 | 10:54 WIB
Negara Bagian Australia Sebutkan Wacana Kerja Sama Mobil Listrik dengan Indonesia
Menteri Industri dan Perdagangan negara bagian New South Wales, Australia Anoulack Chanthivong [courtesy of Anoulack Chanthivong via ANTARA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Salah satu negara tetangga Indonesia di kawasan Oceania, Australia, memasang target nol emisi rumah kaca pada 2050. Selain itu, juga mengurangi emisi karbon di bawah 43 persen pada 2030.

Pemerintah Australia fokus membuat lingkungan yang baik, khususnya untuk sektor publik. Teknologi solar akan menjadi sektor utama, dan saat ini sudah banyak rumah di Negeri Kanguru yang menggunakan solar panel.

Dikutip dari kantor berita Antara, Indonesia juga memiliki kebijakan senada tentang pengurangan emisi.

Komitmen Tanah Air kita adalah mencapai nol emisi karbon dengan membuat road map, khususnya di sektor energi. Dalam tujuan melaksanakan transisi energi bersih.

Baca Juga: Tesla dan BYD Cerah, Toyota Jadi Merek Paling Suram di Masa Depan

Indonesia berkomitmen menyumbang pengurangan emisi sebesar 358 juta ton karbon dioksida atau CO2 yang sebelumnya ditargetkan 314 juta ton.

Kemudian, Indonesia akan mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

Anoulack Chanthivong, Menteri Industri dan Perdagangan dari salah satu negara bagian Australia, New South Wales (NSW) menilai banyak kesempatan dan potensi kerja sama dengan Indonesia. Khususnya terkait pengembangan kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV).

"Banyak kesempatan. Dalam pertemuan ASEAN-Australia Summit awal tahun ini, Perdana Menteri Australia mengumumkan dana 2 miliar dolar Amerika Serikat (AS) diinvestasikan bagi bidang energi bersih di negara ASEAN," jelas Anoulack Chanthivong di Sydney, Australia, pada Selasa (21/3/2024).

Menurut Anoulack Chanthivong, banyak teknologi baru di negara bagian New South Wales dan Australia secara keseluruhan, yang mampu membantu Indonesia mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil untuk kendaraan.

Baca Juga: Pajak Impor Mobil Listrik Gratis, Pabrikan di Indonesia Bakal 'Rugi'?

Contohnya dikemukakan Australia memiliki cadangan lithium yang besar. Juga nikel serta tembaga, berpotensi digunakan untuk teknologi baterai kendaraan listrik atau EV.

Kemudian, Australia juga akan meningkatkan nilai dari sumber daya mineral tadi. Caranya tidak hanya mengekspor bahan mentah, namun mengolahnya dan mengembangkannya menjadi teknologi energi surya.

"Sementara itu untuk energi angin juga mulai mengalami peningkatan dan ada beberapa proyek besar di bagian kawasan timur New South Wales. Energi angin sudah digunakan sejak lama dan turbin angin bisa memberikan energi ke banyak rumah tangga," lanjut Anoulack Chanthivong.

Ditambahkan Anoulack Chanthivong bahwa pemerintah New South Wales berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama dengan Indonesia. Yaitu sebagai bagian dari perjalanan dalam mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil di sektor otomotif.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI