Suara.com - Penyaluran bantuan pangan penanganan stunting saat ini tengah digulirkan pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan ID FOOD sebagai operator penyaluran di 7 provinsi.
Dalam pelaksanaannya berbagai evaluasi dan perbaikan terus dijalankan untuk memastikan penyaluran tepat waktu, tepat sasaran, dan produk yang didistribusikan terjaga kualitasnya.
Dalam rangka memastikan program tersebut berjalan sesuai sasaran, PT BGR Logistik Indonesia (BLI) sebagai salah satu transporter penyaluran bantuan berupaya menjalankan berbagai masukan untuk meningkatkan kualitas layanan. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Cabang BLI DKI Jakarta, selaku Wakil Ketua OC Kegiatan Penyaluran Bantuan Stunting di Jawa Barat, Farhan Isma Putra.
“PT BGR Logistik Indonesia (BLI) siap meningkatkan kualitas layanan penyaluran program bantuan pangan stunting. Termasuk diantaranya dengan menjalankan berbagai masukan yang disampaikan pada Rapat Koordinasi Penyaluran Bantuan Pangan Protein Hewani yang diadakan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jawa Barat di Aula DKPP Jabar yang digelar pada tanggal 14 Mei 2024,” ujar Kepala Cabang BLI DKI Jakarta, Farhan Isma Putra, dalam keterangan tertulisnya (20/5).
Baca Juga: Komitmen Jaga Ketahanan Pangan Nasional, PTPN Raih Penghargaan di BEMA 2024
Farhan menambahkan, pada pertemuan yang bertujuan untuk membahas mekanisme penyediaan serta distribusi bantuan pangan protein hewani kepada keluarga berisiko stunting (KRS) di Jawa Barat tersebut, BLI mendapat banyak masukan dan usulan strategis terkait penyaluran bantuan pangan.
Selain itu pada rapat tersebut, BKKBN Prov Jabar menyampaikan bahwa terkait data utama dan data pengganti/ cadangan KRS yang tidak mencukupi 100% salur, maka BKKBN dengan tim penyuluh KB bersedia menyiapkan data pengganti tambahan, hanya saja ini perlu dikomunikasikan ke Bapanas oleh IDFOOD agar hal tersebut memenuhi unsur kesesuaian terhadap prosedur atau juknis.
“Kita telah catat dan rumuskan langkah-langkah perbaikannya,” ujarnya.
Salah satu, masukan yang ditindaklanjuti diantaranya terkait pengelolaan jadwal salur, menurutnya, BLI akan mengupayakan kesinambungan jadwal penyaluran bantuan pangan, serta mengoptimalkan koordinasi kepada pihak terkait agar penyaluran dapat berjalan efektif.
“Selain itu juga dibahas terkait optimalisasi koordinasi. BLI akan melakukan koordinasi yang optimal di lingkungan DKPP, DKP, BKKBN mulai dari tingkat Provinsi, Kota/Kabupaten hingga Kecamatan, termasuk tenaga penyuluh KB di Desa/Kelurahan,” terangnya.
Baca Juga: 10 Ton Beras Harga Terjangkau Dipasarkan per Hari, Atasi Kebutuhan Warga Sorong Papua
Selanjutnya, hal yang menjadi concern adalah terkait penguatan tenaga juru bagi. “BLI akan memperkuat kapasitas dan kinerja Tenaga Juru Bagi yg ada saat ini, dan sebagai penguatan BLI menyambut inisiatif kolaborasi dengan berbagai unsur di Desa/Kelurahan,” tegasnya.
Sementara untuk meningkatkan efektifitas dan ketepatan penyaluran, Farhan menuturkan, BLI menyambut baik usulan berkolaborasi dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) dengan mengoptimalkan armada Maskara.
“Langkah ini tentunya melalui pola salur yang akan disesuaikan, rencananya menggunakan mobile cold storage sebagai mobile hub,” tuturnya.
Menurutnya, langkah ini akan memperkaya opsi penyaluran bantuan di samping metode yang sudah berlangsung saat ini dengan pola direct dari titik supplier, transporter langsung menyalurkan produk ke titik bagi, atau dari suplier dikonsolidasi terlebih dahulu ke beberapa hub untuk kemudian transporter menyalurkan ke titik bagi dengan menggunakan armada lebih kecil dengan menyesuaikan kondisi jalan yang akan dilewati.
“Sejumlah inisiatif yang diambil ini dimaksudkan guna mengoptimalkan kolaborasi dengan unsur kearifan lokal dan meningkatkan efisiensi penyaluran bantuan,” ucapnya.
Terkait kuantitas dan kualitas bahan pangan, PT Berdikari selaku penyedia produk berkomitmen mengganti apabila ada ayam atau telur yg kurang atau rusak mutunya.
Melalui sejumlah improvement ini BLI berkomitmen untuk mendukung program pemerintah dalam menanggulangi masalah stunting di Jawa Barat melalui penyaluran bantuan pangan protein hewani yang tepat sasaran dan efisien, serta berlandaskan koordinasi yang efektif dengan berbagai pihak.