Suara.com - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) kembali menjadi sorotan publik karena utang raksasa yang terus menggunung.
Utang kedua BUMN konstruksi ini ibarat lubang sedalam jurang. Utang kedua perusahaan ini juga menjadi yang tertinggi jika dibandingkan dengan sejumlah perusahaan plat merah lainnya.
Mengutip laporan keuangan kedua emiten ini di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (20/5/2024) WSKT menjadi pemilik liabilitas atau utang terbesar bagi BUMN hingga kuartal I-2024, tak tanggung-tanggung utang yang dimilikinya mencapai Rp 81,5 triliun. Kondisi utang itu terdiri dari utang jangka pendek sebesar Rp 21,8 triliun, sementara jangan panjang mencapai Rp 59,7 triliun.
Jumlah utang segunung ini juga diperburuk dengan kondisi rugi bersih perusahaan sebesar Rp939 miliar diperiode yang sama. Angka ini membengkak 150,59% dibandingkan posisi periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp374,9 miliar.
Selain itu, WSKT juga membukukan penurunan pendapatan usaha sebesar 20,28% menjadi Rp2,17 triliun. Padahal, pada kuartal I-2023, WSKT mencatatkan pendapatan usaha senilai Rp2,73 triliun.
Setali tiga uang kondisi yang sama juga haruys dialami WIKA, dimana perseroan memiliki utang jangka pendek sebesar Rp 17,4 triliun, sementara jangka panjang mencapai Rp 38,7 triliun dengan total jumlah utang mencapai Rp 56,2 triliun hingga kuartal I 2024.
WIKA, juga masih mencatatkan rugi bersih sebesar Rp1,14 triliun sepanjang kuartal I-2024. Kondisi ini membengkak 117% dari sebelumnya yang hanya Rp521,2 miliar.
Utang raksasa ini tentu saja menimbulkan kekhawatiran berbagai pihak, mulai dari investor, kreditur, hingga pemerintah. Khusus untuk WSKT sahamnya pun kini terancam untuk dikeluarkan dari pasar modal karena hampir 2 tahun terkena suspensi oleh BEI.
Baca Juga: 5 Barang Termahal Syahrini Viral, Ada yang Seharga Mobil BMW M4 Milik Fuji