Suara.com - Harga nikel melonjak ke level tertinggi dalam hampir sembilan bulan terakhir, dipicu oleh kerusuhan politik di Kaledonia Baru.
Wilayah luar negeri Prancis ini merupakan salah satu produsen nikel terbesar di dunia, dengan cadangan mineral yang melimpah.
Kerusuhan yang terjadi pekan lalu menyebabkan gangguan pada operasi pertambangan nikel di Kaledonia Baru. Hal ini memicu kekhawatiran pasokan global dan mendorong kenaikan harga nikel secara signifikan.
Kontrak berjangka nikel di London Metal Exchange (LME) melonjak 6,44% pada hari Jumat (17 Mei) ke posisi USD 21.019 per ton. Kenaikan ini menandai lonjakan mingguan terbesar untuk nikel sejak Maret 2022.
Baca Juga: Jimly Asshiddiqie Bagikan Video Kerusuhan Pemilu 2019: Semoga Tidak Terjadi Lagi di 2024
"Kerusuhan di Kaledonia Baru telah menimbulkan kekhawatiran pasokan nikel di pasar global," kata analis logam senior ANZ Bank, Daniel Hynes.
"Peristiwa ini, bersama dengan faktor fundamental lainnya, mendorong kenaikan harga nikel secara signifikan." tambahnnya.
Kenaikan harga nikel diperkirakan akan berdampak pada berbagai sektor industri, termasuk manufaktur baja dan baterai kendaraan listrik. Nikel merupakan bahan baku penting dalam produksi baja tahan karat dan baterai lithium-ion.
Pemerintah Indonesia, sebagai salah satu negara konsumen nikel terbesar, perlu memantau perkembangan situasi di Kaledonia Baru dengan cermat. Kenaikan harga nikel dapat berimbas pada sektor industri nasional, terutama industri baja dan manufaktur baterai.
Baca Juga: Stok Nikel Terancam Habis saat Tren Harga Murah, Investor Beralih ke LFP?