Jokowi Kaget Lulusan S2-S3 Indonesia Sedikit, Publik: Biaya Kuliah Super Mahal!

M Nurhadi Suara.Com
Jum'at, 17 Mei 2024 | 19:12 WIB
Jokowi Kaget Lulusan S2-S3 Indonesia Sedikit, Publik: Biaya Kuliah Super Mahal!
Presiden Joko Widodo atau Jokowi. (Suara.com/Novian)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Curahan hati, Presiden Jokowi yang mengaku kaget karena tingkat pendidikan tinggi di Indonesia yang kalah dari sejumlah negara tetangga.

Curhat yang disampaikan presiden pada awal tahun itu menanggapi laporan bahwa hanya 0,45% dari penduduk Indonesia yang memiliki pendidikan tingkat S2 dan S3.

Menurut Jokowi, angka ini sangat rendah jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Vietnam dan Malaysia.

Hal ini lantas memicu beragam rspon di media sosial. Sejumlah warganet menyayangkan perkataan presiden yang kurang peka terhadap biaya kuliah yang belakangan terus naik dari tahun ke tahun.

Baca Juga: Dari Veranda Istana Hingga Kebun Raya Bogor, Ini Isi Pembicaraan Jokowi dan David Hurley

"Pakde ngomong gini, giliran UKT mahal diam aja, orang Kemendikbud malah bilang Pendidikan tinggi adalah kebutuhan tersier, jadi maunya gimana?" tulis akun bernama Steven.

"Wajar Malaysia menganggap pendidikan tinggi adalah kebutuhan yg utama, sementara negeri ini nganggap kuliah itu kebutuhan tersier," sebut lainnya.

"Biaya kuliah mahal banget pak. Masa ga tau?" timpal lainnya.

Merujuk data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), pada tahun 2020 terdapat sekitar 4,3 juta lulusan SMA atau setara. Angka ini meningkat menjadi 6,6 juta pada dua tahun berikutnya, dan mencapai 6,7 juta pada tahun tersebut.

Meskipun jumlahnya cukup besar, angka ini masih tergolong kecil jika dibandingkan dengan total penduduk Indonesia yang mencapai 270 juta orang.

Baca Juga: Dilematika Kenaikan UKT: Kepentingan Institusi atau Kesejahteraan Mahasiswa

Pada tahun 2020, sekitar 1.042.000 orang lulus dengan gelar Sarjana (S1), angka ini meningkat menjadi 1.158.000 orang pada tahun 2021, dan mencapai 1.282.000 orang pada tahun 2022.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI