Suara.com - Keberadaan tukang parkir liar yang mengambil ‘lapak’ di minimarket ternyata mulai meresahkan. Bos Alfamidi kemudian buka suara terkait hal ini, dan menyatakan tukang parkir liar membuat orang menjadi malas berbelanja. Hal ini membuat profil Alfamidi menarik untuk dikulik.
Tidak hanya membahas tentang profil Alfamidi, sosok bosnya yang lantang menentang tukang parkir liar juga membuat penasaran netizen. Pasalnya, banyak orang yang merasa tidak nyaman ketika ada juru parkir liar yang tiba-tiba muncul dan meminta uang parkir setelah Anda berbelanja di minimarket seperti Alfamidi.
Secara regulasi, ternyata hal ini memang tidak diperbolehkan. Apalagi ketika tukang parkir liar itu memaksa minta uang dengan jumlah yang tidak wajar. Terlepas dari kejadian itu, mari kita simak saja profil perusahaan ritel Alfamidi ini.
Profil Perusahaan Alfamidi
Baca Juga: Buat Pengunjung Resah, Alfamidi Ungkap Alasan Selalu Ada Juru Parkir Liar
Alfamidi sendiri merupakan salah satu perusahan yang didirikan pada era 2000-an. Awalnya, PT Midi Utama Indonesia Tbk, nama perusahaannya sekarang, memiliki nama PT Midimart Utama. Gerai pertama yang kemudian membawa nama Alfamidi adalah gerai di Jalan Garuda, yang terletak di Jakarta Pusat.
Konsep yang disajikan adalah menyediakan lokasi yang ideal untuk masyarakat dapat melakukan belanja bulanan atau belanja mingguan di toko terdekat. Dengan konsep ini, harga dan stok barang yang dimiliki jelas bersaing dengan retail besar lainnya.
Secara bisnis, ternyata perusahaan ini juga memegang hak sebagai sub-franchisor atas trademark dan knowhow Lawson di Indonesia selama 25 tahun, sejak ditandatanganinya perjanjian MLA pada tahun 2011 lalu.
Sosok Bos Dibalik Besarnya Alfamidi
Jika orang bertanya siapa bos besar dibalik brand Alfamidi sendiri, maka nama Djoko Susanto menjadi nama yang harus ditelusuri. Tidak hanya Alfamidi, ia adalah bos besar dari bisnis ritel PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, yang menaungi beberapa brand seperti Alfamart, Alfa Express, Alfamidi, dan Lawson.
Baca Juga: Dishub DKI Ungkap Keterlibatan Ormas di Parkir Liar Minimarket, Jukir Kena Razia Diminta Berjanji
Pada tahun 2007, sosok kelahiran 9 Februari 1950 ini mendirikan Alfamidi dengan badan hukum bernama PT Midimart Utama. Pengembangannya tergolong cukup cepat dan signifikan, sehingga nama Alfamidi sendiri besar di Indonesia sebagai salah satu tempat belanja bulanan yang hemat dan menawarkan banyak promo.
Selain menjadi bos dari brand ritel besar, ternyata ia juga merupakan pendiri dari Universitas Bunda Mulia, yang memiliki bangunan di area Jakarta Utara dan Alam Sutera.
Produk Unggulan yang Ditawarkan Alfamidi
Untuk produk unggulannya sendiri berkisar pada produk kebutuhan rumah tangga yang menjadi kebutuhan masyarakat luas. Meski ‘kolam’ persaingan di segmen ini cukup penuh, namun nyatanya Alfamidi berhasil menciptakan segmen pasar yang cukup loyal untuk belanja di gerainya.
Alfamidi juga kerap memberikan promo-promo dan potongan harga untuk setiap produknya. Tak hanya itu, bagi member Alfamidi juga diberikan kesempatan mendapatkan harga lebih murah dengan menukarkan poin ketika berbelanja.
Gaji Karyawan Alfamidi
Terkait dengan gaji karyawan sendiri, kisarannya dapat dengan mudah dilihat di berbagai sumber. Pada pertengahan 2023 lalu, gaji manajer untuk store alfamidi adalah sekitar Rp 9,200,000.
Sementara untuk posisi crew ada di kisaran Rp 1,700,000, kasir di kisaran Rp 1,900,000, dan store assistant pada angka Rp 2,100,000. Angka gaji ini tentu dapat berubah sesuai dengan keputusan batas minimal upah atau UMR dan kebijakan perusahaan Alfamidi itu sendiri.
Tentu soal gaji akan menyesuaikan dengan lokasi gerai dan berbagai variabel lain. Namun gambarannya adalah seperti yang disebutkan tadi.
Itu tadi sekilas mengenai profil Alfamidi secara singkat, terkait dengan salah satu bosnya yang menyatakan keberadaan jukir liar membuat publik malas belanja. Semoga berguna, dan selamat melanjutkan kegiatan Anda berikutnya!
Kontributor : I Made Rendika Ardian