Suara.com - Hashim Djojohadikusumo, adik Prabowo Subianto memiliki gurita bisnis baik dari dalam maupun luar negeri. Nama Djojohadikusumo merupakan keturunan keluarga terkenal era Orde Lama.
Saat itu, Margono Djojohadikusumo adalah ahli ekonomi yang juga mendirikan Bank Negara Indonesia (BNI). Ada pula Soemitro Djojohadikusumo, tokoh ekonomi termasyur Indonesia.
Nama Hashim Djojohadikusumo memang tak terkenal seperti kakaknya, Prabowo yang berkecimpung di dunia politik.
Adik Prabowo tersebut adalah anak keempat dari pasangan Soemitro Djojohadikusumo dan Dora Sigar. Dirinya lahir pada 15 Juni 1954.
Baca Juga: Disebut Bakal Jadi Wakil Menteri di Kabinet Prabowo Subianto, Hotman Paris: Saya Tidak Bakat
Hasyim kecil bercita-cita menjadi pilot pesawat tempur. Namun impiannya tak terkabulkan sebab matanya rabun jauh dan memakai kacamata.
Akhirnya Hasyim dewasa berkuliah di California, Amerika pada 1976. Di sana dia belajar bisnis di Panama Collage.
Usai wisuda, dirinya pergi magang ke Perancis sebagai analisis keuangan di Lazard Freres Et Cie.
Alasannya selalu di luar negeri karena pada saat itu ayahnya, Soemitro menjabat Menteri Riset Indonesia pada 1973-1978. Hasyim tak ingin dicap sebagai anak yang memanfaatkan kekuasaan sang ayah.
Tatkala ayahnya sudah tak menjabat, barulah Hasyim pulang ke Indonesia dan merintis berbagai bisnisnya.
Sesampainya di Indonesia, Hasyim menjabat Direktur Indo Consult-perusahaan milik ayahnya. Pada 1980, dia baru mendirikan perusahaannya sendiri dengan nama PT Era Persada.
Tak lama setelah berdirinya perusahaan itu, Hasyim melihat peluang emas tentang bisnis semen. Alasannya kala itu era Soeharto sedang masif pembangunan.
Hasyim menambah bisnisnya: pabrik Semen Cibinong. Bertepatan dengan bisnis barunya, ternyata terjadi kelangkaan pasokan semen. Akhirnya masyarakat berbondong-bondong membeli Semen Cibinong. Perusahaan baru itu meraup banyak keuntungan.
Bisnis Hasyim semakin meluas dari berbagai sektor. Ada PT Tidar Kerinci Agung sektor minyak sawit, PT Prahabima dan PT Bank Universal sektor perbankan, serta PT Tirtamas Majutama sektor perdagangan manufaktur.
Sejak 2013, semua bisnis Hasyim berada dinaungan perusahaan induk Arsari Group.
Selanjutnya bisnis Hasyim di luar negeri, ada ladang minyak di Kazahstan dan sumur emas hitam di Azerbaijan dan Amerika Serikat.