Suara.com - Nilai tukar (kurs) rupiah berbalik perkasa terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu pagi. Hal ini terdorong jelang rilis data neraca perdagangan Indonesia pada April 2024.
Seperti dilansir dari Antara, Rabu (15/5/2024), rupiah naik 17 poin atau 0,11 persen menjadi Rp16.083 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.100 per dolar AS.
"Investor mengantisipasi data perdagangan siang ini," ujar analis mata uang Lukman Leong.
Lukman memprediksi neraca perdagangan domestik akan mengalami surplus sekitar 3 miliar dolar AS.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2024 meningkat menjadi 4,47 miliar dolar AS.
Baca Juga: Rupiah Anjlok Terhadap Dolar AS pada Pagi Ini
Surplus tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada Februari 2024 sebesar 0,83 miliar dolar AS.
Bank Indonesia memandang perkembangan itu positif untuk menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut.
Selain itu, menurut Lukman, rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS yang melemah setelah pernyataan dovish dari Kepala bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed Jerome Powell, namun penguatan akan terbatas. Investor juga masih menantikan data inflasi AS malam ini.
Walau Powell mengatakan inflasi masih tinggi dan rezim suku bunga tinggi masih akan tetap dipertahankan untuk saat ini, namun tidak akan kembali menaikkan suku bunga.
Lukman memproyeksikan kurs rupiah bergerak di rentang Rp16.050 per dolar AS sampai dengan Rp16.150 per dolar AS.
Baca Juga: Rupiah Masih Lemah Tak Berdaya Melawan Dolar AS di Awal Pekan Ini