Suara.com - PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) tengah menyimpan rencana besar di bawah kaki Gunung Tumpang Pitu, Banyuwangi.
Perusahaan tambang ini tak hanya mengoperasikan tambang emas Tujuh Bukit yang sudah berjalan, namun juga mengincar kandungan tembaga yang diprediksi melimpah.
Proyek inilah yang digadang-gadang menjadi tambang tembaga terbesar ketiga di Indonesia.
"Ketika beroperasi akan menjadi tambang ketiga setelah Freeport dan Amman," kata GM Corporate Communication MDKA Tom Malik dalam acara Merdeka's Workshop for Journalists, dikutip Selasa (14/5/2024).
Proyek Tembaga Tujuh Bukit berada tepat di bawah Tambang Emas Tujuh Bukit yang dikelola PT Bumi Suksesindo (anak usaha MDKA). Saat ini, Proyek Tembaga Tujuh Bukit masih dalam tahap pra-produksi.

Namun potensinya terbilang fantastis. Berdasarkan hasil pra-feasibility, diperkirakan kandungan tembaga mencapai 755 juta ton. Angka ini menjadikan Proyek Tembaga Tujuh Bukit sebagai salah satu sumber daya tembaga terbesar yang belum digarap di dunia.
"Proyek ini akan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap produksi tembaga nasional," ungkap Tom.
Kabar baiknya lanjut Tom rencana eksplorasi tembaga ini tak melulu soal keuntungan ekonomi. MDKA berencana menggunakan metode tambang bawah tanah (underground mining) dengan pendekatan bertahap. Metode ini dinilai lebih ramah lingkungan dibanding tambang terbuka yang kerap menjadi sorotan.
Untuk mewujudkan mimpi menjadikan Proyek Tembaga Tujuh Bukit sebagai tambang tembaga terbesar ketiga, MDKA butuh dana yang tidak sedikit.
Baca Juga: Ketika Hasil Industri Pertambangan Hadir di Kehidupan Sehari-hari
Anggaran yang disiapkan pun tak main-main, perseroan sendiri sudah merogoh kocek hampir 200 juta dolar AS sejak 2018 untuk studi kelayakan terperinci proyek tersebut.