Suara.com - BUMN karya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) menanggapi kabar potensi delisting saham Perseroan yang diumumkan oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI)
WSKT melalui manajemen meyakini, suspensi saham akan dibuka kembali setelah mendapatkan persetujuan dari seluruh kreditur terkait skema restrukturisasi.
Mengacu pada Peraturan Bursa Efek Indonesia No. I-I, BEI berhak untuk mendelisting saham jika suspensi saham berlangsung selama minimal 24 bulan sejak pengumuman suspensi. Saat ini, saham Perseroan telah disuspensi selama 12 bulan terkait penundaan pembayaran bunga dan pokok obligasi.
Senior Vice President Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita mengatakan, manajemen WSKT terus berupaya mempercepat proses review menyeluruh terhadap Master Restructuring Agreement (MRA) dengan seluruh kreditur, baik perbankan maupun pemegang obligasi.
Baca Juga: 4 Saham Emiten Ini Paling Diburu Investor Ritel di 2023
Perlu diperhatikan bahwa Manajemen Perseroan telah berhasil memperoleh persetujuan dari 21 perbankan Himbara maupun swasta serta mendapatkan persetujuan restrukturisasi atas 3 seri Obligasi Non Penjaminan terkait usulan skema restrukturisasi Waskita.
Selain itu, Manajemen Perseroan telah melakukan upaya perbaikan melalui strategi 8 Stream Penyehatan Keuangan dan terus melakukan perbaikan secara komprehensif dan berkelanjutan sesuai dengan amanah Pemegang Saham pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada 8 Desember 2023.
Persetujuan atas restrukturisasi Waskita menjadi tonggak penting dalam pemulihan kondisi keuangan Perseroan dengan mengelola arus kas secara optimal untuk menciptakan siklus operasional yang lebih berkelanjutan.
Usulan restrukturisasi yang disusun oleh Manajemen Perseroan merupakan pilihan terbaik dalam proses penyelesaian kewajiban Waskita kepada seluruh kreditur, termasuk perbankan, pemegang obligasi, dan vendor.
Sebelumnya, BEI sudah menyampaikan adanya potensi delisting saham WSKT usai tersuspensi selama 12 bulan. Suspensi saham tersebut genap mencapai 24 bulan atau dua tahun pada 8 Mei kemarin.
Baca Juga: Saham BBRI Terlalu Murah untuk Dilewatkan, Saatnya Beli?