Bapanas Kembangkan Teknik Cold Chain Perkuat Distribusi Logistik Pangan Indonesia, Apakah Itu?

Jum'at, 10 Mei 2024 | 14:39 WIB
Bapanas Kembangkan Teknik Cold Chain Perkuat Distribusi Logistik Pangan Indonesia, Apakah Itu?
Bisnis pangan beku seperti daging dan ayam beku yang dijalankan UMKM, sebagai ilustrasi cold chain [Unplash.com/Finn].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam seminar "Peran Teknologi dan Perusahaan Start-up Pada Keandalan Logistik Pangan" yang digelar Perkumpulan Pelaku Logistik Indonesia (PPLI) di Jakarta, Kamis (9/5/2024) dibahas penyimpanan pendingin (cold chain).

Dikutip kantor berita Antara dari rilis resmi, Badan Pangan Nasional (Bapanas) siap memperkuat distribusi logistik pangan di seluruh wilayah Indonesia melalui pengembangan sarana prasarana cold chain sehingga tetap aman dan kualitasnya tetap terjaga.

"Di luar negeri sudah mulai sejak lama. Kalau kita baru mulai, tidak mengapa. Kita sudah memulai tapi cepat, karena Indonesia ini tidak seperti negara lain, kita ini negara kepulauan," jelas Arief Prasetyo Adi, Kepala Bapanas dalam keterangan di Jakarta, Jumat (10/5/2024).

"Aspek perpanjangan shelf life atau kerap disebut masa simpan pangan merupakan faktor penting dalam menunjang distribusi logistik pangan yang menjangkau seluruh daerah. Terkait itu, kami menaruh atensi pada pengembangan sarana prasarana rantai dingin atau cold chain," lanjutnya.

Baca Juga: 400 Pelaku UMKM Siap Meriahkan Upacara Peringatan Kemerdekaan ke-79 RI di IKN

Ia mencontohkan produk apel Fuji dari Tiongkok bagian utara.

"Meski pun di sana sedang musim dingin, namun masih bisa terus ekspor. Itu karena mereka bisa mengatur suhu, menggunakan control atmosfer storage," ujar Arief Prasetyo Adi.

Berangkat dari perlunya cold chain ini, sejak 2022 Bapanas dalam upaya mendukung penguatan cadangan pangan telah menyalurkan total 30 sarana prasarana penyimpanan pendingin (cold chain) di 12 provinsi sentra produsen pangan strategis.

Jenis alatnya antara lain cold storage dengan kapasitas hingga 12 ton, air blast freezer kapasitas hingga 3 ton, heat pump dryer kapasitas 200 kilogram per batch, dan refeer container kapasitas hingga 20 ton.

"Tahun ini kami akan selesaikan total 40 alat cold chain. Saya akan pastikan ada di sentra-sentra produksi beberapa kabupaten/kota," tukas Arief Prasetyo Adi.

Baca Juga: Dukung Perekonomian Lokal, Kota Tarakan Terapkan Layanan Pengadaan Secara Elektronik

Ditambahkannya, dalam beberapa kesempatan selalu menyampaikan kepada Presiden Joko Widodo tentang pentingnya sarana pendingin ini. Bahwa upaya memperkuat distribusi logistik pangan ke seluruh wilayah Indonesia bisa menggunakan cold chain.

Salah satu penyebab harga pangan di Indonesia selalu naik-turun karena tidak memiliki alat untuk memperpanjang masa simpan (shelf life).

Di sisi lain, ketahanan pangan yang benar adalah ketahanan pangan yang mendahulukan kemandirian pangan.

Cara menjaganya, salah satunya dengan memiliki alat untuk memperpanjang masa simpan (shelf life) dan disimpan tanpa mengurangi kualitas pangan.

Tantangan pangan global sekarang cukup mengkhawatirkan. Jumlah penduduk naik, lahan semakin sempit, harga semakin mahal, sementara kondisi geopolitik tidak bisa diprediksi.

Salah satu solusi yang harus dilakukan dalam menghadapi kondisi ini adalah meningkatkan produksi pangan dalam negeri.

"Namun setelah produksi dalam negeri naik, sudah banyak, saking banyaknya malah harganya jatuh. Jadi petaninya enggan menanam lagi, peternak juga. Kami tidak ingin begitu. Jadi tugas kami semua, termasuk Badan Pangan Nasional bersama BUMN, mempersiapkan pada saat produksi meninggi berperan sebagai offtaker," tandas Arief Prasetyo Adi.

Salah satu penerima bantuan tempat penyimpanan pendingin (cold chain) dari Aulia Madinah Broiler Lampung adalah pelaku bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sektor frozen ayam potong bernama Zainal.

Ia menuturkan adanya peningkatan signifikan dan positif sejak menggunakan air blast freezer.

"Kami produksi ayam frozen, sehingga alat itu benar-benar dipakai mengingat produksi ayam setiap hari," jelas Zainal.

Dampak positif menggunakan alat cold chain adalah listrik bisa lebih hemat. Dengan kapasitas yang besar, bisa langsung untuk membekukan sekaligus 2 sampai 3 ton.

"Peningkatan dari sisi produksi juga turut terbantu, yang sebelumnya mungkin karena kami masih UMKM masih dua truk dalam satu hari. Setelah mendapatkan bantuan ini, bisa empat sampai lima truk dalam satu hari," tambahnya dengan penuh rasa optimis.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI