Suara.com - Agar diterima di pasar luar negeri, produk-produk yang dihasilkan para pebisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) perlu dipersiapkan dengan baik.
Dikutip dari kantor berita Antara, Tri Tito Karnavian, Ketua Harian Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) menyatakan bahwa selera internasional kadang-kadang sangat berbeda dengan selera lokal.
"Sehingga para pelaku UMKM harus memiliki pengetahuan agar bisa diterima di pasar luar negeri," ujar Tri Tito Karnavian.
Oleh karena itu, Dekranas berkomitmen untuk mengawal pelaku UMKM binaannya di seluruh Indonesia untuk memperluas jangkauan hingga tembus ke pasar global.
Baca Juga: Pameran UMKM Terbesar di Cilacap: PT KAI Daop 5 Purwokerto Siap Bagikan Diskon
"Selama ini kami punya program tahunan bekerja sama dengan kementerian pengampu dari Dekranas. Program-program pemerintah sebenarnya sudah sangat luar biasa dalam mendukung kemajuan kerajinan nasional, dan juga memberikan kesempatan untuk mengikuti pameran-pameran di luar negeri bagi produk-produk yang memang sudah dikurasi," ungkap Tri Tito Karnavian dalam konferensi pers persiapan HUT ke-44 Dekranas di Jakarta, Rabu (8/5/20.
Ditambahkannya, dengan memastikan para perajin memiliki akses yang memadai, sektor kerajinan mampu bersaing secara efektif di pasar internasional.
Langkah itu tidak hanya akan memperluas potensi pasar bagi UMKM, namun meningkatkan daya saing industri kreatif Indonesia secara keseluruhan.
"Setiap kementerian punya, seperti di Kementerian Investasi atau BPKM (Badan Koordinasi Penanaman Modal), (Kementerian) Perdagangan, (Kementerian) Perindustrian, rata-rata mereka punya untuk promosi ke luar negeri," kata Tri Tito Karnavian.
Dalam mengawal produk-produk UMKM binaannya, Dekranas menekankan sederet aspek. Mulai peningkatan kualitas produk sampai pemasaran dan promosi yang efektif melalui berbagai pelatihan serta pendampingan.
Baca Juga: Dinas Perdagangan Provinsi NTB dan LPEI Bentuk Desa Devisa, Apakah Itu?
Untuk tingkat nasional, dilakukan kementerian pengampu Dekranas, sedangkan di daerah berupa peningkatan UMKM binaan yang dilakukan Dekranasda bersinergi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) di wilayah masing-masing.
"Kami terus mendorong ketua-ketua Dekranasda agar bisa bermitra dengan pemerintah daerah untuk memajukan kegiatan-kegiatan yang mendukung perajin ini. Salah satunya dengan melakukan pelatihan, memberikan bantuan modal, dan apa pun yang diperlukan para perajin," kata Tri Tito Karnavian.
Bantuan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan pelaku UMKM agar mampu memenuhi standar pasar global.
Selain itu, pentingnya memberikan bimbingan tentang proses sertifikasi dan regulasi yang berlaku di pasar internasional bagi UMKM. Tujuannya bisa mempersiapkan diri dengan baik sebelum memasuki pasar yang bisa saja memiliki selera sangat berbeda dengan lokal.
Sementara itu, Reni Yanita, Sekjen Dekranas mengatakan bahwa Dekranas telah bekerja sama dengan Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI). Juga kementerian dalam upaya mendukung ekspor produk-produk furnitur UMKM binaan.
Selain itu, melakukan pendampingan, dengan menyesuaikan permintaan pasar luar negeri melalui program Local Business Export Coaching (LBEC).
Dekranas juga memfasilitasi perajin dengan proses kurasi untuk melakukan pameran di luar negeri. Salah satunya pameran Ambiente di Frankfurt, Jerman.
"Banyak sekali, dan terus kami lakukan. Di samping itu Dekranas juga aktif memfasilitasi perajinnya dalam pameran dalam negeri, yang berkaitan dengan tujuan ekspor. Seperti yang dilakukan Kementerian Perdagangan di Trade Expo tiap tahun," lanjut Reni Yanita.
Selain itu, Dekranas juga menggelar pameran rutin setiap tahun seperti Kriya Nusantara (Kritynusa).
"Pameran ini banyak sekali dikunjungi tamu internasional. Itu upaya kami mengenalkan produk perajin, kemudian ketika sudah ada yang kenal kami melakukan kegiatan selanjutnya menyesuaikan dengan permintaan pasar," tutup Reni Yanita.