Dinas Perdagangan Provinsi NTB dan LPEI Bentuk Desa Devisa, Apakah Itu?

Rabu, 08 Mei 2024 | 11:47 WIB
Dinas Perdagangan Provinsi NTB dan LPEI Bentuk Desa Devisa, Apakah Itu?
Peresmian desa devisa kerajinan ketak di Praya, NTB, Rabu (8/5/2024) [ANTARA/Akhyar Rosidi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Produk kerajinan yang dihasilkan warga mau pun Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sangat diminati wisatawan luar negeri.

Dikutip dari kantor berita Antara, kualitas produk yang dihasilkan UMKM dan warga ini terbilang sangat baik.

"Banyak potensi produk unggulan di NTB yang bisa diekspor termasuk kerajinan ketak, kerajinan perak, dan tenun," ungkap Baiq Nelly Yuniarti, Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB pada Rabu (8/5/2024).

Berangkat dari produksi warga dan UMKM ini, Dinas Perdagangan Provinsi NTB dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) berkolaborasi membentuk desa devisa kerajinan penganan ketak.

Baca Juga: Berkah UMKM Perajin Dompet Kain Tenun Badui: Hits Sejak 20 Tahun Lalu

Desa devisa satu ini berlokasi di Kabupaten Lombok Tengah, dengan tujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

"Desa devisa kerajinan ketak ini adalah yang kedua di NTB setelah desa devisa olahan biji jambu mete di Lombok Utara," jelas Baiq Nelly Yuniarti saat meresmikan Desa Devisa Kerajinan Ketak di Praya, NTB, pada Rabu.

Melalui desa devisa kerajinan ini, diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah dari produk yang dihasilkan masyarakat. Sekaligus bisa meningkatkan ekspor dan menciptakan eksportir sendiri dari para perajin.

"Artinya, kami ingin perajin menjadi eksportir dari produk yang dihasilkan," lanjutnya.

Nila Meidita, perwakilan LPEI menambahkan bahwa program yang dilaksanakan dalam upaya meningkatkan pertumbuhan kerajinan ketak di Lombok Tengah adalah pembinaan standar produk ekspor.

Baca Juga: Ekonomi Kreatif dan UMKM Kota Ambon Diminati Kedutaan Besar Belanda

Selain itu, program yang mendukung akses pasar secara langsung dari masyarakat Lombok Tengah. Yaitu melaksanakan ekspor dengan mekanisme serta syarat yang harus dipersiapkan sesuai aturan.

"Produk kerajinan yang dihasilkan harus sesuai dengan standar barang ekspor," jelas Nila Meidita.

Ada pun negara yang menjadi tujuan ekspor kerajinan ketak antara lain Arab Saudi, Eropa, Amerika, Finlandia, dan sederet negara lain.

"Produk kerajinan di Lombok ini sangat diminati wisatawan luar negeri. Tetapi, perlu disiapkan pembeli secara langsung, agar harga produk itu bisa memberikan peningkatan ekonomi bagi masyarakat," tandasnya.

Kemudian Ikhsan, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lombok Tengah mengatakan pemerintah daerah tetap berkomitmen mendukung pertumbuhan UMKM. Sehingga memiliki daya saing dan bisa mendukung pertumbuhan ekonomi di Lombok Tengah.

"Produk kami memiliki kualitas baik, layak untuk di ekspor," ungkapnya bersemangat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI