Ungkap Sejarah Perjalanan Perusahaan selama 123 Tahun, Pegadaian Luncurkan Buku "Van Leening, When History Begin"

Senin, 06 Mei 2024 | 15:58 WIB
Ungkap Sejarah Perjalanan Perusahaan selama 123 Tahun, Pegadaian Luncurkan Buku "Van Leening, When History Begin"
Pegadaian meluncurkan buku "Van Leening, When History Begin". (Dok: Restu Fadilah/Suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Pegadaian (Persero) meluncurkan buku berjudul "Van Leening, When History Begin" di Kantor Pusat Pegadaian, Kramat, Jakarta Pusat, Senin, (6/5/2024). Buku tersebut merangkum perjalanan Pegadaian menuju transformasi baik dari manajemen hingga operasional dan pelayanannya. Dengan kata lain, buku ini dapat menjadi sejarah perjalanan perusahaan.

Direktur Utama Pegadaian, Damar Latri Setiawan menjelaskan, salah satu wujud transformasi dan inovasi yang dilakukan oleh perusahaan adalah The Gade Coffe & Gold. Nama ini dipilih untuk menghilangkan stigma bahwa Pegadaian adalah tempat orang kepepet.

"Teman-teman semuanya pasti ingat bahwa Pegadaian ini terkenal dengan orang yang kepepet. Orang yang butuh duit akan datang ke Pegadaian. Sehingga waktu itu kami ingin mengubah (stigma) itu," tutur Damar Latri Setiawan.

Adapun pemilihan nama The Gade Coffe & Gold diambil, karena kata ini mudah dilafalkan oleh masyarakat untuk menyebut gadai. Di satu sisi Pegadaian juga ingin bahwa kedai kopi ini bukan sekadar menjadi tempat chill, melainkan bisa menjadi pendukung core business perseroan. Oleh karena itu, berbeda dengan kedai kopi pada umumnya, The Gade Coffe & Gold mengusung konsep yang bukan hanya sekadar menjadi tempat asyik untuk menikmati secangkir kopi, namun juga bisa melayani pengunjung berinvestasi emas atau transaksi produk dan layanan Pegadaian lainnya.

Baca Juga: Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio Kepada Nasabah Loyal

Damar menyebut, kehadiran The Gade Coffe & Gold ini berhasil mengubah wajah dan citra Pegadaian yang awalnya identik dengan kelas menengah ke bawah dan kuno menjadi lebih trendi dan gaul. Selain menambah kenyamanan nasabah dalam melakukan transaksi, The Gade Coffe & Gold menarik generasi muda untuk lebih akrab dan mengubah pemahaman mereka tentang Pegadaian. Alhasil, masyarakat lintas generasi kini tidak sungkan untuk menjadi nasabah. Tercatat, jumlah nasabah Pegadaian mencapai 10,53 juta orang per akhir April 2024. Angka ini, tumbuh 12,5% dari periode yang sama tahun lalu 9,36 juta nasabah.

"Dulu orang masih malu-malu kalau mau masuk ke Pegadaian karena citra kepepet itu. Sekarang karena mengusung konsep kafe, anak-anak muda jadi mau masuk dan lebih bisa mengenal Pegadaian," ucap Damar.

Kehadiran The Gade Coffee & Gold juga semakin menambah referensi cita rasa kopi khas Indonesia di kalangan para pecinta kopi di Ibu Kota. Selain tidak terlalu menguras kantong, kedai ini juga dilengkapi fasilitas buat nongkrong sekaligus bekerja yang lumayan lengkap karena tersedia Wi-Fi gratis.

Sebagai kedai kopi, The Gade Coffee & Gold menghadirkan beragam jenis kopi dari berbagai daerah di Nusantara. Hampir seluruh kopi hasil perkebunan kopi di Indonesia tersedia di sini, yang disajikan bergantian, tiga sampai empat jenis kopi setiap dua minggu. Kopi-kopi itu dikirim langsung dari petani kopi dari penjuru Nusantara.

Dari aneka ragam minuman maupun makanan yang tersusun di buku menu, ada satu menu yang menjadi ciri khas dan andalan di The Gade Coffee & Gold. Namanya adalah Van Leening Late, perpaduan kopi, susu, gula aren dan krimer yang disajikan dengan es batu.

Baca Juga: Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Damar menambahkan, menu Van Leening diambil dari nama bank yang didirikan di Batavia pada 20 Agustus 1749 berdasarkan keputusan Jenderal Van Imhoff. Bank Van Leening merupakan cikal bakal Pegadaian Indonesia. Saat itu, Bank Van Leening bertugas memberikan pinjaman kepada masyarakat Eropa, Asia dan Jawa dengan sistem gadai.

Posisi Bank Van Leening yang memonopil perkreditan di Nusantara, mengarahkannya pada bisnis pegadaian di tahun 1799. Van Leening membatasi barang gadai hanya berupa emas, perak, permata, kain dan perabotan rumah yang dapat disimpan dengan baik kurang lebih selama setahun. Agar sejarah tersebut tak terlupakan, nama Van Leening pun dijadikan nama komi andalan The Gade.

"Ada menu namanya, Van leening, ini adalah kopi yang dicampur susu dan gula aren. Kami angkat ini agar semakin berpikir, percaya diri, berinovasi, dan berani," tandasnya.

Catatkan Kinerja Positif

Di tengah usianya yang ke-123 tahun, Pegadaian juga berhasil mencatatkan kinerja yang positif hingga 30 April 2024. Pegadaian mencatatkan perolehan laba bersih sebesar Rp1,85 triliun atau tumbuh 35% secara year on year (YoY). Hal ini ditopang peningkatan jumlah nasabah Pegadaian.

Adapun penyaluran pinjaman atau Outstanding Loan (OSL) Gross di Pegadaian tumbuh sebesar 20,6% YoY dari Rp60,3 triliun menjadi Rp72,7 triliun. Jumlah nasabah pun ikut naik 12,5%dari 9,36 juta nasabah di 30 April 2023 menjadi 10,53 juta nasabah di 30 April 2024.

Dari sisi rasio keuangan, kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) turun dari 1,98% di 30 April 2023 menjadi 1,26% di 30 April 2024, serta BOPO yang turut mengalami penurunan menjadi 62,70% dari 65,54% yoy.

Dari segi rasio profitabilitas, return on asset (ROA), yang dihitung menggunakan laba setelah pajak dibagi dengan rerata total aset, Pegadaian tumbuh dari 5,52% per 30 April 2023 menjadi 6,46% pada 30 April 2024.

Metrik penting lainnya, return on equity (ROE), menggunakan perhitungan laba setelah pajak dibagi dengan rata-rata ekuitas, Pegadaian juga meningkat menjadi 16,76% per 30 April 2024 dari periode yang sama tahun sebelumnya 14,11%.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI