Suara.com - Pemerintah Turki memutus hubungan dagang dengan Israel sebab konflik kemanusiaan di Gaza kian memburuk. Hal ini berlaku hingga Israel mengizinkan bantuan kemanusiaan ke jalur Gaza.
Diketahui, hubungan bilateral perdagangan antar kedua negara itu telah terjalin lama. Pada 1996, Turki dan Israel menyepakati perjanjian dagang bebas.
Berdasarkan statistik Turki, ekspor Turki ke Israel pada tahun kemarin capai $5,4 miliar atau Rp 86,40 triliun. Sedangkan ekspor Israel ke Turki senilai $1,6 miliar atau Rp25,6 triliun.
Sebelumnya sempat dilaporkan bila putusnya perdagangan menimbulkan dampak pada sektor konstruksi Israel. Negara tersebut sangat ketergantungan pada produk konstruksi milik Turki.
Baca Juga: Bela Palestina, Kolombia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel
Data Asosiasi Pembangunan Israel menyebutkan bahwa Israel mengimpor 70 persen bahan konstruksi besi, dan semen sekitar sepertiga kebutuhan dari Turki.
Dapat dikatakan Turki adalah pihak impor Israel sebagai penyedia baja terkemuka.
Mengutip dari OEC Wolrd, pada 2022 lalu volume ekspor Turki ke Israel capai $7 miliar. Adapun produk utama yang diekspor ialah batangan besi mentah seharga $757 juta, mobil senilai $353 juta dan perhiasan $264 juta.
Ekspor Turki ke Israel meningkat 12,5 persen dari $288 juta sejak 27 tahun tarakhir. Terbukti pada 2022 saja, ekspor meningkat $7 miliar. Sebaliknya, ekspor Israel ke Turki juga menanjak naik sebesar 9,35 persen dari $209 juta menjadi $2,33 miliar pada 2022.
Adapun rincian produk ekspor Israel berupa minyak hasil permurnian $1,03 miliar, besi bekas $293 juta dan produk petrokimia propylene polymers ($101 juta).
Baca Juga: Hamas Minta Jusuf Kalla Ikut Bantu Selesaikan Konflik Israel dengan Palestina