Suara.com - Kondisi PT Sepatu Bata Tbk sedang tidak baik-baik saja. Pasalnya sentimen negatif menyoroti emiten produsen sepatu ini, imbas penutupan pabrik di Purwakarta.
Seperti dilansir dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Senin (6/5/2024), perseroan terpaksa menutup pabrik tersebut imbas pesanan yang terus menurun.
"Perseroan sudah tidak dapat melanjutkan produksi di pabrik Purwakarta, karena permintaan pelanggan terhadap jenis produk yang dibuat di Pabrik Purwakarta terus menurun," kata Sekretaris Perusahaan PT Sepatu Bata Tbk Hatta Tutuko.
Dengan penutupan pabrik itu, lantas bagaimana kondisi keuangan BATA selama tahun 2023?
Baca Juga: Dulu Berjaya Kini Pabriknya Tutup di Purwakarta, Ternyata Sepatu Bata Bukan Merek Asli Indonesia
Memang diakui bahwa laporan keuangan BATA memang tidak baik-baik saja. Dilansir dalam laporan keuangannya, BATA masih merugi dengan nilai rugi bersih per Desember 2023 mencapai Rp 190,2 miliar.
Nilai rugi bersih itu juga naik 79,6% dibandingkan periode yang sama tahun 2022 yang sebesar Rp 105,9 miliar.
Naiknya nilai rugi bersih didorong dari penjualan yang turun mencapai Rp 609,6 miliar selama 2023, dibandingkan tahun 2022 nilai penjualan sebesar Rp 643,3 miliar.
Meski begitu, beban pokok perseroan mengalami penurunan menjadi Rp 380,5 miliar pada 2023, dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar Rp 383,4 miliar.
Namun, total aset perseroan justru alami penurunan yang tercatat sebesar Rp 585,7 miliar per Desember 2023, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 724 miliar.
Baca Juga: 2 Pabrik di Indonesia Sudah Tumbang Tahun Ini
Sementara, utang juga tercatat alami kenaikan Rp 454,3 miliar pada Desember 2023, Naik jika dibandikan dengan tahun 2022 yang hanya Rp 404,3 miliar.
Untuk diketahui, Penutupan ini berakibat pada pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi ratusan karyawan yang bekerja di pabrik tersebut.
Alasan utama penutupan pabrik ini adalah karena perseroan mengalami kerugian yang signifikan.