Suara.com - Pengurangan bahaya tembakau (tobacco harm reduction) merupakan inovasi dalam industri tembakau sebagai upaya mengurangi risiko dari kebiasaan merokok.
Inovasi yang diterapkan pada produk tembakau alternatif seperti rokok elektronik (vape) dan produk tembakau yang dipanaskan dapat menjadi pilihan bagi perokok dewasa untuk beralih dari kebiasaannya.
Praktisi Kesehatan, dr. Arifandi Sanjaya, menjelaskan bahwa produk tembakau alternatif, secara kajian ilmiah, memiliki risiko lebih rendah daripada rokok.
Produk tembakau alternatif tidak melibatkan proses pembakaran, tetapi dipanaskan sehingga menghasilkan aerosol (uap air), bukan asap. Dengan demikian, produk ini tidak menimbulkan TAR dan karbon monoksida, yakni zat kimia karsinogenik atau pemicu kanker.
"Proses pembakaran dan pemanasan menghasilkan residu yang sangat berbeda. Makanya, untuk pengurangan bahaya merokok, disarankan untuk menggunakan produk tembakau alternatif seperti produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektronik, dan sejenisnya," ujar dr. Arifandi ditulis Senin (6/5/2024).
Efektivitas produk tembakau alternatif sebagai alat bantu perokok dewasa beralih dari kebiasaan merokok juga dibuktikan melalui hasil riset Universitas Bern berjudul "Electronic Nicotine-Delivery Systems for Smoking Cessation".
Kajian yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine pada Februari 2024 ini menunjukkan bahwa produk tembakau alternatif lebih efektif daripada konseling berhenti merokok.
Selain efektivitasnya untuk beralih dari rokok, pemanfaatan produk tembakau alternatif juga berdampak positif dalam mengurangi risiko ketika akibat merokok. Pelaporan masalah, seperti batuk dan produksi dahak, terbukti lebih rendah pada kelompok penelitian yang menggunakan produk tersebut.
Hasil riset juga melaporkan bahwa pemanfaatan produk tembakau alternatif meningkatkan keberhasilan berhenti merokok (abstinence) sebesar 21 persen.
Baca Juga: Produk Tembakau Alternatif untuk Perokok Dewasa, Bukan Generasi Muda
Lebih lanjut, dr. Arifandi menegaskan berhenti merokok secara total tetap merupakan cara terbaik untuk mengurangi bahaya merokok. Namun, gejala putus nikotin juga perlu menjadi perhatian bagi perokok dewasa yang ingin berhenti merokok total. Sebab, hal ini bisa memicu masalah lain ketika seseorang belum siap untuk melakukannya.
“Banyak kejadian di mana perokok dewasa ngedrop karena mereka harus berhenti merokok secara tiba-tiba. Ketika langsung berhenti secara total sedangkan mentalnya sendiri pun belum siap, pada akhirnya mereka akan mencari kesempatan mengonsumsi rokok lebih banyak saat tidak ada yang tahu. Ini yang perlu dihindari,” jelasnya.
Oleh karena itu, dr. Arifandi menyarankan agar perokok dewasa secara perlahan mengurangi konsumsi rokok dan beralih ke produk tembakau alternatif yang memiliki profil risiko lebih rendah dan berbeda dari rokok. Sehingga, perokok dewasa dapat menentukan pilihan yang sesuai untuk mengurangi risiko merokok.
Ketua Aliansi Vaper Indonesia (AVI), Johan Sumantri, juga sependapat bahwa produk tembakau alternatif ditargetkan bagi perokok dewasa yang kesulitan berhenti merokok. Menghentikan kebiasaan merokok tidak mudah. Maka itu, pemanfaatan produk tembakau alternatif dengan risiko lebih rendah dapat membantu beralih dari kebiasaan merokok.
"Produk tembakau alternatif memungkinkan penggunanya masih mendapatkan asupan nikotin. Dengan risiko lebih rendah, perokok dewasa bisa secara perlahan mengurangi kadar nikotin sesuai kebutuhannya. Sehingga akan lebih mudah bagi mereka untuk beralih dari kebiasaan merokok ketimbang berhenti merokok total," terangnya.