Setelah saham Tesla jatuh menyusul berita PHK, Elon Musk mengatakan via X (atau dulunya Twitter) bahwa Tesla akan mengembangkan jaringan Supercharger namun "dengan kecepatan yang lebih lambat untuk lokasi baru dan dengan lebih fokus pada keandalan”.
Pernyataan ini sangat berpotensi membuat konsumen Tesla khawatir. Pasalnya akan terjadi antrean yang lebih besar di Tesla Supercharger yang sudah menjadi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Selain berlomba mendapatkan slot dengan sesama pengguna Tesla, EV berbagai brand lain pun membanjiri pengisian ini.
Sampai saat ini, masih belum jelas bagaimana cara Tesla akan memenuhi komitmennya pada 2023 untuk menggandakan jaringan Tesla Supercharger pada akhir tahun ini. Dengan kondisi sebagian adalah hibah pemerintah senilai 17 juta dolar AS.
Di satu sisi, Tesla dengan cepat memperluas jaringan Supercharger beberapa bulan terakhir.
Jumlah pasokan SPKLU Tesla di Amerika Serikat mencapai sekitar 20.000 pada Agustus, angka yang telah tumbuh sekitar 8 persen setiap kuartal.
Dalam tiga bulan pertama 2024 saja, Tesla membangun 297 stasiun di seluruh dunia. Produsen mobil yang bermitra dengan Tesla dapat mengakses colokan yang ada.
Sebelum Elon Musk menyatakan ada PHK, sebuah perkiraan mengatakan Tesla bisa memperoleh pendapatan hingga 12 miliar dolar AS per tahun pada 2030 hanya dengan membuka stasiun pengisian dayanya untuk EV non-Tesla.
Akan tetapi bisa saja pendapatan ini mungkin tidak cukup untuk mengimbangi biaya pembangunan stasiun Tesla Supercharger baru–yang pada akhirnya bakal menguntungkan produsen mobil lain, serta Tesla Incorporation.
Saat ini, Elon Musk belum memaparkan detail rencana masa mendatang soal Tesla Supercharger dan kelanjutan pemutusan kerja para karyawannya.
Baca Juga: Elon Musk Bisnis di Indonesia Lewat Starlink, Menko Marves Janjikan Ini