Suara.com - Hasil survei yang dilakukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk melalui BRI Research Institute menunjukkan bahwa pertumbuhan bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pada kuartal I 2024 mengalami sedikit perlambatan jika dibandingkan dengan kuartal IV 2023. Meskipun demikian, para pelaku UMKM tetap optimis menyambut kuartal II 2024.
Perlambatan pertumbuhan bisnis UMKM tercermin pada Indeks Bisnis UMKM (IB) Q1-2024 yang mencapai level 102,9, masih di atas ambang batas 100. Perbandingan dengan kuartal sebelumnya, yaitu kuartal IV 2023, menunjukkan penurunan tipis sebesar 0,1 poin.
Menurut Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari, pelambatan ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk pelemahan daya beli masyarakat dan keterlambatan panen raya di beberapa daerah yang terdampak oleh fenomena El-Nino.
Selain itu, perlambatan pertumbuhan bisnis UMKM juga dipengaruhi oleh normalisasi permintaan setelah perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), kenaikan harga barang input/barang dagangan yang mengakibatkan penurunan volume produksi/penjualan, persaingan yang semakin ketat dari pelaku usaha online dan ritel modern, serta waktu operasional yang terbatas selama bulan puasa untuk usaha restoran/warung.
Baca Juga: Manfaatkan Promo Cashback untuk Investasi Sukuk ST 012 di BRImo!
Meski begitu, pelaku UMKM tetap optimis ekspansi usahanya akan terus berlanjut di kuartal II 2024. Hal ini tercermin pada Indeks Ekspektasi Bisnis UMKM yang tetap berada di level tinggi atau di atas ambang batas 100, yakni 129,9. Dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, optimisme tersebut menguat.
"Kondisi ini didorong sejumlah hal antara lain puncak panen raya tanaman bahan makanan akan terjadi di sebagian besar sentra produksi, perayaan HBKN Idul Fitri akan meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa dan cuaca yang lebih kondusif serta akselerasi pelaksanaan proyek-proyek pemerintah dan swasta," kata Supari.
Sejalan dengan bisnis UMKM yang berekspansi, BRI mencatat bahwa sentimen pebisnis UMKM terhadap perekonomian dan usaha secara umum tetap baik. Hal ini tercermin pada Indeks Sentimen Bisnis (ISB) UMKM Q1-2024 yang berada pada level 118,7.
Kedua komponen penyusun sama-sama mengalami penguatan, di mana Indeks Situasi Sekarang (ISS) naik 0,2 poin menjadi 92,5 serta Indeks Ekspektasi (IE) meningkat 3,3 poin menjadi 145,0.
Menurut BRI, ISS yang masih berada di bawah level 100 terutama disebabkan oleh menurunnya penilaian pebisnis UMKM terhadap kondisi perekonomian secara umum saat ini karena kenaikan harga bahan baku atau kebutuhan pokok.
Baca Juga: Ungguli Mobile Banking Lain, BRI Raih 2 Penghargaan untuk BRImo dan Sabrina
Dengan pertumbuhan bisnis UMKM yang terus meningkat dan harapan akan membaiknya prospek ekonomi, pengusaha UMKM juga memberikan penilaian yang lebih positif terhadap kinerja pemerintah. Hal ini terlihat dari Indeks Kepercayaan pelaku UMKM kepada Pemerintah (IKP) yang naik menjadi 135,3 pada kuartal I 2024.
Dari segi komponen, pengusaha UMKM memberikan penilaian tertinggi terhadap kemampuan pemerintah dalam menciptakan rasa aman dan tenteram (indeks 156,3) serta menyediakan dan merawat infrastruktur (indeks 148,8).
Namun, penilaian terendah diberikan terhadap kemampuan pemerintah dalam menstabilkan harga barang dan jasa (indeks 128,4). BRI mencatat bahwa hal ini mungkin terkait dengan kenaikan harga barang input dan kebutuhan pokok yang dialami oleh sebagian besar pengusaha UMKM.
Sebagian besar komponen IKP mengalami peningkatan, terutama dalam kemampuan pemerintah dalam menegakkan hukum dan memberikan rasa keadilan (naik 3,4 poin), dan kemampuan dalam menciptakan rasa aman dan tenteram (naik 3,1 poin).
Survei Kegiatan Usaha dan Sentimen Bisnis UMKM BRI dilakukan dari 22 Maret 2023 hingga 8 April 2024, melibatkan lebih dari 7.000 responden UMKM di 33 provinsi. Wawancara dilakukan melalui telepon dengan pengawasan mutu yang ketat untuk memastikan validitas dan reliabilitas data.