Pemberdayaan Perempuan dalam Diskusi PBB: Kekuatan Baru untuk Pariwisata Berkelanjutan

Kamis, 02 Mei 2024 | 17:08 WIB
Pemberdayaan Perempuan dalam Diskusi PBB: Kekuatan Baru untuk Pariwisata Berkelanjutan
Director of the Regional Department for Asia and the Pacific UN Tourism Harry Hwang saat membuka Konferensi Pariwisata PBB kedua tentang Pemberdayaan Perempuan di Asia dan Pasifik, Badung, Bali, Kamis (2/5/2024) [ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Saat menyampaikan pengantar di hadapan wakil sekira 40 negara partisipan dalam The 2nd UN Tourism Regional Conference on the Empowerment of Women in Tourism in Asia and The Pacific, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo mengenalkan tentang tokoh kesetaraan gender Tanah Air, Ibu Kartini. Serta menyatakan pentingnya peran kaum Hawa dalam bisnis pariwisata.

Dikutip dari kantor berita Antara, Harry Hwang, Director of the Regional Department for Asia and the Pacific UN Tourism menyatakan rasa sukacita karena Konferensi Pariwisata PBB Kedua digelar di Bali. Sebuah destinasi pariwisata dengan alam dan budaya yang terkenal.

Ia memaparkan bahwa UN Tourism sendiri adalah badan khusus Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan misi mempromosikan pariwisata yang bertanggung jawab, berkelanjutan dan dapat diakses secara universal.

"Berdasarkan agenda 2030 PBB untuk tujuan pembangunan berkelanjutan dan kode etik pariwisata global, kami memiliki tanggung jawab bersama untuk memastikan bahwa pariwisata memberikan kesempatan yang sama bagi perempuan dan lelaki dalam berkontribusi terhadap pencapaian kelima, yaitu mencapai kesetaraan gender," tandas Harry Hwang.

Baca Juga: Perempuan di Bisnis Pariwisata: Terhambat Ketidaksetaraan Gender dalam Struktur Sosial

Dalam Konferensi Pariwisata PBB Kedua tentang Pemberdayaan Perempuan di Asia dan Pasifik itu, ia menyampaikan ingin agar diskusi yang mereka gelar dapat menginspirasi seluruh kaum perempuan.

"Kami berharap pelajaran yang dapat dipetik dari diskusi tiga panel akan membantu untuk mendobrak hambatan bagi generasi mendatang dan menginspirasi semua perempuan muda yang hadir untuk memulai karier yang cemerlang di sektor pariwisata," kata Harry Hwang di lokasi penyelenggaraan konferensi, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (2/5/2024).

Dalam The 2nd UN Tourism Regional Conference on the Empowerment of Women in Tourism in Asia and the Pacific itu, terdapat tiga panel diskusi utama yang diisi pakar dari negara-negara peserta.

Topiknya adalah:

  1. membahas peran perempuan dalam mempromosikan pariwisata berkelanjutan
  2. menelaah bagaimana pendidikan dan pelatihan berdampak kepada partisipasi perempuan di sektor pariwisata
  3. mengatasi kekhawatiran terkait keselamatan dan menciptakan peluang perjalanan yang lebih mudah diakses bagi perempuan.

Agar hal tadi terwujud, Director of the Regional Department for Asia and the Pacific UN Tourism ini meminta delegasi dari sekitar 40 negara peserta agar mendengarkan, belajar dan berbagi satu sama lain tentang solusi yang memungkinkan pariwisata menjadi wadah untuk pemberdayaan seluruh perempuan.

Baca Juga: RUPST PT Astra International Tbk: Mulai Penggunaan Laba Bersih sampai Susunan Dewan Komisaris

"Kita berkumpul di sini dengan tujuan yang sama yaitu untuk masa depan sektor kita, pariwisata yang menawarkan peluang yang lebih banyak dan lebih baik untuk pemberdayaan perempuan dan anak, serta lingkungan pariwisata yang mewujudkan kesetaraan gender," ajak Harry Hwang.

Ia mengharapkan bahwa dalam mencapai tujuan pemberdayaan perempuan, dari seluruh sesi diskusi lahir upaya kolektif, peningkatan kesadaran yang berkelanjutan, serta serangkaian ide dan teknologi inovatif.

Silpianah
Sejatinya fitrah perempuan bukanlah berada di luar rumah. Perempuan mempunyai tugas yang mulia yaitu mendidik anak-anaknya untuk menjadi generasi yang gemilang. Perempuan jelas berbeda dengan laki-laki dari segi fitrah, tanggungjawab, serta dari segi kekuatan fisik. Perempuan tidak bisa disamakan dengan laki-laki atas nama kesetaraan gender. Namun dalam sistem kapitalisme saat ini, perempuan dituntut untuk mempunyai kedudukan yang sama dengan laki-laki. Perempuan dinilai lebih bernilai dan terhormat ketika mampu berkarir serta bisa menghasilkan uang. Perempuan dipaksa menjadi penggerak ekonomi. Padahal hal itu justru merusak perempuan juga anak-anak nya. Maka tak ada harapan generasi negeri ini menjadi generasi yang gemilang penuh prestasi. Padahal negeri ini mempunyai SDA yang melimpah yang jika dikelola dengan benar ekonomi negeri ini tidak carut marut seperti sekarang, dimana kemiskinan di mana-mana. Rakyat sengsara di negeri yang kaya raya. Sebab SDA negeri ini yg melimpah dikuasai penjajah asing. Padahal Islam mempu nyai sistem ekonomi yang hebat yang bisa mensejahterakan rakyatnya termasuk perempuan tanpa harus melibatkan perempuan sebagai penggerak ekonomi. Dengan begitu fitrah dan kehormatan perempuan tetap terjaga.
Nisa
Zaman sekarang, saat seluruh dunia menerapkan sistem ekonomi kapitalistik dan temannya demokrasi, perempuan saat ini dipandang berharga KALAU menghasilkan UANG. Padahal kalau kita mau berpikir jernih aja, udah jelas banget peran perempuan : mendidik anak-anak nya di rumah dengan pendidikan moral yg baik. Bukan malah dipaksa KELUAR dengan dalih : MENINGKATKAN SEKTOR PARIWISATA yg sangat penting. Lah, memangnya dikira mendidik anak gak penting karena gak menghasilkan UANG? Mendidik Anak itu SAMA DENGAN MNEYIAPKAN GENERASI. Jangan dipandang seberapa banyak dia menghasilkan uang barulah dihormati. Wanita itu dihormati karena memang dia wanita dan dia mulia dengan tugasnya MENYIAPKAN GENERASI yang BAIK. Tentu butuh biaya. Justru membutuhkan uang. Jaman sekarang seorang ibu dipaksa keluar dan meninggalkan anak2nya, yg ngurusin siapa? Bisa jawab sendiri. Harusnya wseorang ibu tetap berada di dalam rumahnya untuk menyiapkan generasi terbaik, seperti yang di lakukan oleh sistem pemerintahan Islam. Sistem Islam punya sistem ekonomi yang kuat. Justru sektor paling penting dan utama itu ya SDA kita, coba cek aja berapa BANYAK TAMBANG yang DIKERUK ASING dan aseng? Kalau hasil itu dikembalikan utk pembangunan di segala sektor, tentu Indonesia makmur. Ingat Kan kata pak Mahfud MD, tiap orang bisa dapat 20 jt per bulan tanpa ngapa ngapain KALO SDA nya dikelola sendiri oleh NEGARA. Bukan malah dikasi gitu aja ke investor. ENAK di mereka, sengsara di kita. Dah lah, ganti sistem aja ini mah.. ganti sistem kapitalisme demokrasi dengan sistem. TANPA MEMAKSA ORANG BERAGAMA LAIN UNTUK MASUK AGAMA ISLAM. Cuma diminta patuh sama aturan aja.
Atik
Wahai dunia, tidakkah sadar dengan kemunduran yang sejatinya tercipta. Ketika wanita dianggap bernilai tinggi karena materi belaka. Sesungguhnya bukan kemajuan yang ada, tetapi kaum wanita telah diremehkan perannya. Padahal Islam telah memuliakan wanita sesuai dengan fitrahnya , yaitu menjadi ummun warobatul bait. Dalam Islam tugas wanita hanya mengandung, melahirkan, dan menyusui anak-anaknya. Seorang wanita yang hebat adalah wanita yang berhasil mendidik anak-anak mereka menjadi generasi yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt. bukan bernilai ketika dapat menghasilkan uang demi meraih kesetaraan gender semata. Sesungguhnya Islam telah mengatur kaum pria lah yang berkewajiban mencari materi untuk menafkahi istri dan anak mereka. Sebab kaum pria dinilai lebih kuat secara fisik maupun mental. Seperti yang tertera dalam Qur'an Surat An-Nisa ayat 34. Laki-laki (suami) itu pemimpin (qowwam) bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (aki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (suami) telah memberikan nafkah dan hartanya? Jadi dalam Islam, wanita tetaplah berdaya guna sesuai dengan fitrahnya sebagai makhluk yang lemah, lembut, dan berperasaan halus. Tidak harus menyetarakan diri dengan kaum pria yang memang memiliki kelebihan akal, pikiran, dan kekuatan fisik.
3 komentar disini >

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI