Perempuan di Bisnis Pariwisata: Terhambat Ketidaksetaraan Gender dalam Struktur Sosial

Kamis, 02 Mei 2024 | 14:55 WIB
Perempuan di Bisnis Pariwisata: Terhambat Ketidaksetaraan Gender dalam Struktur Sosial
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo [Kemenparekraf].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ibu Kartini sebagai tokoh perempuan paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia yang menjadi simbol kesetaraan gender diperkenalkan dalam The 2nd UN Tourism Regional Conference on the Empowerment of Women in Tourism in Asia and The Pacific. Atau Konferensi Regional Pariwisata PBB kedua Tentang Pemberdayaan Perempuan, yang berlangsung di Kabupaten Badung, Bali, pada 2-4 Mei 2024.

Dikutip dari kantor berita Antara, konferensi ini mengupas pemberdayaan perempuan dalam sektor pariwisata.

"Ada satu kutipan terkenal Ibu Kartini, yaitu, "Sampai kapan pun, kemajuan perempuan itu menjadi faktor penting dalam peradaban bangsa", dan saya sangat setuju," papar Angela Tanoesoedibjo, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) saat membuka acara, dan mengenalkan sosok Raden Ajeng Kartini kepada delegasi yang hadir dalam acara itu.

"Pemberdayaan perempuan bukan sekadar soal pencapaian kesetaraan dan hak asasi manusia. Namun dengan pemberdayaan perempuan, menghasilkan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan," lanjut Angela Tanoesoedibjo.

Di hadapan delegasi dari sekitar 40 negara peserta, Wamenparekraf mengatakan dengan memberdayakan perempuan, sama dengan memberikan solusi iklim yang lebih baik. Pasalanya para perempuan dapat mengelola, melestarikan, dan memanfaatkan sumber daya alam.

Selanjutnya peran ini mampu mengurangi tingkat kemiskinan, kerawanan pangan, sampai meningkatkan kesejahteraan keluarga dan negara.

"Sebagai sebuah bangsa, kami telah melakukan banyak hal, mengikuti jejak Ibu Kartini mulai dari pemberian akses terhadap pendidikan, kesehatan, partisipasi ekonomi, dan politik," tandas Angela Tanoesoedibjo.

Berkat mengikuti jejak Ibu Kartini, pada 2023 Indonesia berada di peringkat ke-87 untuk kesenjangan gender global dengan angka kesetaraan gender sebesar 69,7 persen.

Pemberdayaan perempuan yang berangkat dari jejak Ibu Kartini kemudian dikaitkan dengan peran mereka di sektor pariwisata, di mana perempuan banyak mengambil peran menjadi tenaga kerja pariwisata dan wirausaha.

Baca Juga: Mobil Listrik Buatan Tiongkok Sulit Cari Pembeli di Eropa? Ini Analisanya

Melalui pariwisata akhirnya perempuan bisa saling terhubung, bertukar ide, hingga membuka cakrawala masyarakat lokal terhadap kemungkinan-kemungkinan yang dapat dilakukan perempuan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI