Suara.com - Nilai Tukar Rupiah mulai menguat terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis Pagi ini. Hal ini setelah, pasar masih mendikte kebijakan Bank Sentral AS soal suku bunga acuannya.
Seperti dilansir Antara, Kamis (2/5/2024), nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS menguat 34 poin atau 0,21 persen menjadi Rp1 6.225 per dolar Amerika Serikat (AS) dari penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp 16.259 per dolar AS.
"Ada dua poin yang bisa kita ambil dari pernyataan Powell, yaitu The Fed tidak mempertimbangkan kenaikan suku bunga acuan AS tahun ini dan The Fed menunda pemangkasan karena belum yakin inflasi AS akan turun ke 2 persen saat ini," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra.
Di satu sisi, jelas dia, pernyataan soal tidak adanya kenaikan memberikan kelegaan ke pasar dan bisa memberikan sentimen positif ke aset berisiko.
Baca Juga: Kurs Rupiah Masih Sulit Kembali ke Level Rp15.000 per Dolar AS, Apa Alasannya?
Sementara, indikasi penundaan pemangkasan suku bunga memberikan kekhawatiran di pasar bahwa The Fed bisa tak mengeluarkan keputusan tersebut pada tahun ini.
"Hasil The Fed ini mungkin bisa menahan pelemahan rupiah terhadap dolar AS, tapi penguatan mungkin tidak banyak," jelas dia.
Data-data ekonomi AS yang dirilis semalam juga memberikan hasil yang beragam. Ada yang lebih bagus dari proyeksi seperti data Automatic Data Processing (ADP) Non Farm Payrolls sebesar 192 ribu dari prediksi 179 ribu. Ada pula yang di bawah prediksi seperti data Purchasing Manager’s Index (PMI) versi Institute of Supply Management (ISM) yang sebesar 49,2 dari perkiraan 50,0.
Meninjau faktor dari dalam negeri, data inflasi bulan April dinilai mungkin bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen.
"Hari ini, potensi penguatan ke arah Rp16.200 (per dolar AS) dengan potensi resisten ke arah Rp16.280-Rp16.300 per dolar AS," pungkas Arison.
Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Masih Anjlok Terhadap Dolar AS Pagi Ini