Kemudian, lini pendapatan lainnya juga turut menunjukkan konsistensi pertumbuhan dengan mencatatkan peningkatan sebesar 11,92 persen menjadi 92,28 juta dolar AS.
“Pencapaian ini menjadi sebuah fundamental penting bagi kinerja usaha Garuda Indonesia di tengah pembukuan kinerja kuartal awal tahun ini,” lanjut Irfan Setiaputra.
Dalam kinerja kuartal yang dikenal sebagai periode "low season" bagi industri penerbangan Garuda Indonesia, perusahaan secara grup turut mencatatkan rugi bersih kuartal I 2024 sebesar 86,82 juta dolar AS yang menunjukkan tren penurunan sebesar 21,10 persen dibandingkan catatan rugi pada kuartal I 2023 sebesar 110,04 juta dolar AS.
Ada pun langkah peningkatan kinerja usaha terus dioptimalkan dengan memperkuat fundamental kinerja perusahaan, salah satunya melalui peningkatan kapasitas produksi dan margin.
“Upaya itu kami lakukan dengan turut memperkuat portofolio bisnis, baik melalui perluasan jaringan penerbangan, peningkatan trafik penumpang, optimalisasi lini pendapatan ancillary, hingga penerapan cost leadership secara berkelanjutan guna mendorong kinerja usaha yang semakin agile dan adaptif dalam mengoptimalkan potensi pendapatannya,” ungkap Irfan Setiaputra.
Sepanjang kuartal I 2024, Garuda Indonesia Group mencatatkan konsistensi peningkatan frekuensi penerbangan menjadi sebesar 39,7 ribu penerbangan atau tumbuh sebesar 15 persen dibandingkan jumlah frekuensi penerbangan di kuartal I 2023.
Pertumbuhan ini yang turut diselaraskan dengan komitmen menjaga "level of safety" pada fokus intensifikasi perawatan armada sepanjang kuartal I 2024, sejalan dengan peningkatan frekuensi penerbangan.
“Hal ini yang tidak dapat dipungkiri terefleksi melalui peningkatan beban operasi yang juga dikontribusikan oleh optimalisasi perawatan armada yang dijalankan Garuda Indonesia," tutup Irfan Setiaputra.
Baca Juga: RUPST PT Astra International Tbk: Mulai Penggunaan Laba Bersih sampai Susunan Dewan Komisaris