Suara.com - Momen hari buruh sedunia yang diperingati setiap 1 Mei bisa menjadi momentum untuk perusahaan di Tanah Air dalam berkontribusi kepada pekerjanya.
Antara lain meningkatkan keahlian pekerjanya, sehingga bisa berdampak langsung pada produktivitas yang dihasilkan.
Dikutip dari kantor berita Antara, hal ini dipaparkan Bob Azam, Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo).
Diungkapkannya bahwa produktivitas yang dihasilkan oleh pekerja selaras dengan kesejahteraan yang diberikan oleh perusahaan.
"Memang itu hubungan lurus antara proses produktivitas dengan kesejahteraan. Karena kenaikan kesejahteraan tanpa produktivitas, usahanya nanti akan bangkrut. Tapi sebaliknya, kita juga tak mungkin meningkatkan kinerja, atau performa kita tanpa memikirkan buruh. Jadi memang ini dua-duanya harus saling mengisi," papar Bob Azam di Jakarta, Rabu (1/5/2024).
Dalam momentum Hari Buruh tahun ini, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) berupaya meningkatkan keahlian pekerjanya, sehingga bisa berdampak langsung pada produktivitas yang dihasilkan.
Caranya dengan menyampaikan sertifikasi untuk pekerja sehingga menjadikan upah yang diperoleh menjadi lebih tinggi.
Presiden Direktur TMMIN Nandi Julyanto di Jakarta, Rabu mengatakan dengan memiliki sertifikasi kompetensi bidang yang ditekuni, para pekerja secara definitif diakui keahlian dan keterampilannya.
Sertifikat ini bisa membuka peluang mendapat upah tinggi, serta bisa untuk mengikuti kontestasi keahlian di level internal perusahaan, nasional atau bahkan internasional.
Baca Juga: Sulteng Expo 2024 Majukan Sektor Bisnis, UMKM Didorong Pasarkan Produk Secara Digital
"Kalau mereka punya sertifikat pasti diakui. Sertifikat itu bisa kita bawa keluar. Di samping itu bisa digunakan mengikuti skill contest, baik di internal, nasional mau pun di Asia Pasifik. Sertifikat ini punya nilai lebih sebenarnya," jelas Nandi Julyanto.
Dalam mendukung sertifikasi ini, PT TMMIN sudah bekerja sama dengan lembaga terkait untuk pemenuhan nilai daya saing karyawan.
Salah satu contoh nyata yang dilakukan oleh TMMIN adalah mengadakan sekolah vokasi selama enam bulan untuk siswa sekolah menengah kejuruan (SMK).
"Jadi kalau kita lihat, yang punya sertifikat itu 95 persen terserap dan diakui yang menerima. Soft skill juga ada, seperti bahasa Inggris. Biasanya dibekali untuk tugas ke luar Indonesia," tandasnya.