Suara.com - Gedung Perwira berlokasi di kompleks kantor pusat lama PT Pertamina, Jakarta. Bangunan ini telah mengukir sejarah yang lekat dengan pertumbuhan perusahaan dalam mengelola minyak dan gas bumi Indonesia, sehingga senantiasa mendapatkan tempat spesial.
Dikutip dari kantor berita Antara yang menilik berbagai sumber, gedung ini menjadi kantor pusat perusahaan minyak milik Belanda bernama Bataafsche Petroleum Maatschappij.
Di dalam kompleks kantor pusat lama PT Pertamina ini terdapat lima gedung. Yaitu terdiri dari Gedung Perwira 2, Gedung Perwira 4, Gedung Perwira 6, Gedung Utama, dan Gedung Annex yang berdiri 85 tahun sejak 1938.
Gedung Perwira bernuansa putih dengan atap cokelat yang berlokasi di Jalan Perwira 6, Jakarta Pusat itu adalah cagar budaya yang dikuatkan dengan Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 475 tahun 1993.
Baca Juga: RUPST PT Astra International Tbk: Mulai Penggunaan Laba Bersih sampai Susunan Dewan Komisaris
Dengan predikat ini, kian meneguhkan keberadaannya sebagai bangunan yang bernilai penting, bersejarah serta memiliki nilai pengetahuan bagi masyarakat luas.
Gedung yang kental dengan nuansa kolonial tadi memiliki peranan penting dalam sejarah berdirinya PT Pertamina, perusahaan di bawah naungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Bangunan masih tampak kokoh dengan tersemat profil khas masa kolonial Belanda di tiap sudut bagian gedung. Keberadaan menara di sudut bangunan dengan logo PT Pertamina, kian menambah kegagahannya.
Gedung ini telah melewati berbagai zaman silih berganti. Juga menjadi area untuk bermacam peruntukan sampai akhirnya pada 1957 digunakan sebagai kantor pusat lama PT Pertamina.
“Gedung Perwira telah melalui berbagai zaman dan fungsi serta kependudukan hingga pada 1957 diserahkan pada Pertamina dan menjadi perkantoran hingga saat ini,” jelas Fadjar Santoso, Vice President Communication PT Pertamina.
Saat Gedung Perwira di kompleks kantor pusat lama PT Pertamina Jakarta dikunjungi, langit ibu kota kita sebagai latar belakang tampak biru berhias sedikit awan. Setapak melangkahkan kaki mendekati gedung, pandangan menyapu sekeliling kompleks gedung yang dikelilingi pepohonan hijau yang meneduhkan sekitarnya.
Kompleks berseberangan dengan Masjid Istiqlal, dekat dengan jalur Transjakarta, serta menyimpan harta karun berupa sejarah gedung sejak masa lampau.
Bila menilik bagian interior salah satu area, yakni di gedung departemen komunikasi, tampak kokoh tiang penyangga di samping kanan kiri tangga dengan hiasan batu alam berwarna hitam.
Tangga di tengahnya siap mengantarkan pengunjung ke ruang dan dimensi waktu berbeda dari masa sekarang yang sarat akan modernisasi.
Kata "perwira" yang melekat sebagai nama gedung sendiri memiliki akronim Pertamina Wira, sebutan bagi para pekerja Pertamina. Pertamina menilai, para perwira merupakan aset yang berharga dalam mengakselerasi pencapaian visi dan misi perusahaan energi nasional kelas dunia serta menjadi juara dalam sektor energi secara global.
Fadjar Santoso menyatakan bahwa pencapaian keberhasilan PT Pertamina tak lepas dari peran Gedung Perwira yang menjadi sentral perkantoran PT Pertamina pada masa lalu. Kini, sederet upaya terus dilakukan untuk merawat gedung sarat sejarah itu.
Sebagai saksi perkembangan perusahaan minyak dan gas PT Pertamina yang berdiri sejak 1957, Pertamina senantiasa berkomitmen menjaga keaslian bentuk kompleks Gedung Perwira dan tidak melakukan pemugaran maupun pembongkaran.
"Pertamina berkomitmen akan terus menjaga orisinalitas gedung dan tidak melakukan pemugaran ataupun pembongkaran terhadap Gedung Perwira," tandas Fadjar Santoso.
Kecuali bila diperlukan pembangunan, maka penyesuaian desain dengan mengedepankan ketelitian bakal dilakukan sehingga predikat sebagai ikon gedung perkantoran Pertamina terjaga sepanjang masa.
Pengelola gedung akan menjalin koordinasi dengan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta dan meminta masukan sebelum dilakukan pembangunan area kawasan.
Guna menjaga warisan budaya, perawatan dilakukan guna menjaga kekokohan dan kegagahan gedung serta isinya. Dengan demikian, dari sisi keindahan serta nilai-nilai histori bisa tetap dinikmati para pegawai yang bertugas di beberapa area kerja di dalamnya mau pun masyarakat yang melihatnya dari sisi luar.
Usia bangunan yang tak lagi muda membuat pengelola Gedung Perwira secara berkala melakukan peremajaan minor baik di bagian interior dan eksterior, tanpa merubah konsep awal bangunan agar nilai cagar budaya tetap melekat.
Perbaikan dilakukan dengan tetap memperhatikan keaslian, bentuk, bahan serta tata letak gedung yang berdiri kokoh dan kuat bak sosok perwira perang tangguh seperti namanya, serta tak gentar menghadapi berbagai gempuran masa.
Lewat peremajaan serta perbaikan, diharapkan Gedung Perwira yang berada di kawasan ring satu, dekat Istana Presiden ini tetap aman, nyaman serta mampu mendukung produktivitas kerja para perwira Pertamina.
Sementara itu, sebagai cagar budaya yang juga menjadi ikon bangunan bersejarah bagi Pertamina, selain perawatan dan perbaikan berkala, upaya lain juga diterapkan di antaranya melalui pengurangan intensitas jumlah pekerja bertugas di gedung ini.
Tujuannya untuk mengurangi potensi kerusakan, serta pemeliharaan rutin di beberapa bagian yang rentan kerusakan, seperti atap dan menara.