Penurunan Pengiriman EV Tesla Picu Reaksi Investor Terhadap Elon Musk

Selasa, 30 April 2024 | 11:42 WIB
Penurunan Pengiriman EV Tesla Picu Reaksi Investor Terhadap Elon Musk
Peluncuran mobil listrik atau Electric Vehicle (EV) Tesla Model Y (kanan) dan Tesla Model 3 (kiri) di Bangkok, Thailand, dua tahun lalu. Sebagai ilustrasi peluncuran mobil baru Tesla [Lillian SUWANRUMPHA/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Awal bulan ini, Tesla Incorporation sebagai produsen mobil listrik atau Electric Vehicle (EV) merilis angka distribusi atau pengiriman kendaraan pada kuartal pertama yang turun 8,5 persen. Inilah penurunan pertama year-on-year (yoy) dalam empat tahun.

Seperti yang ditunjukkan dalam laporan pendapatan, angka buruk ini berdampak terhadap bisnis Tesla lainnya.

Pendapatan Tesla sendiri menurun 9 persen, yang menandai penurunan terbesar sejak 2012, dengan total 21 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekira Rp 341,707 miliar pada kuartal pertama.

Total penjualan kendaraan Tesla pada 2023 turun 13 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Laba bersih juga tidak lebih baik, turun 55 persen, karena perusahaan menghasilkan 1,1 miliar AS atau setara Rp 16,271 miliar pada kuartal itu.

Baca Juga: Bakal Uji Coba Mei Mendatang, Berapa Sih Harga Internet Starlink Milik Elon Musk?

Dikutip dari Fortune, satu-satunya kabar yang bikin investor tetap menaruh kepercayaan adalah pengumuman Tesla bahwa mereka akan mempercepat peluncuran produksi EV untuk edisi berikutnya.

Bagaimana pun, investor menantikan berita lebih lanjut dari Elon Musk selaku CEO Tesla tentang peluncuran produk baru di pasaran.

Pasalnya, ada laporan bahwa perusahaan ini membatalkan produk mobil passenger car seluruhnya agar bisa berjaya dengan bisnis robo-taxi atau mobil komersial.

Kabar yang beredar, model Tesla terbaru untuk passenger car memiliki banderol terjangkau di bawah 30.000 AS atau sekira Rp 488,2 juta tengah berada di lini produksi.

Akan tetapi, investor tetap saja menyimpan kekhawatiran bahwa Tesla mungkin membatalkan rencana untuk membuat mobil baru dengan harga yang lebih terjangkau tadi.

Baca Juga: Mulai Bluebird, Skoda, BYD, Damri sampai ComfortDelGro Siap Garap Sektor EV di Ibu Kota Nusantara

Pasalnya Elon Musk berulang kali menyampaikan niatnya untuk mengalihkan sebagian besar sumber daya Tesla kepada robo-taxi dan teknologi mobil tanpa pengemudi atau self-driving.

Jadi tidak heran bila investor menolak keras gagasan bahwa Tesla dengan penjualan yang tengah menurun akan menunda peluncuran model barunya demi mengembangkan teknologi yang tidak buru-buru harus segera diaplikasikan.

Sejauh ini, Tesla mengubah jadwal produksi model barunya dari akhir 2025 ke awal tahun 2025, dengan kemungkinan model gres sudah meluncur pada akhir tahun ini.

"Jika seseorang tidak percaya Tesla akan menggarap soal kendaraan otonom, mereka tidak boleh menjadi investor di perusahaan ini," tandas Elon Musk.

Ia memperjelas tesis bahwa investasi perusahaan harus sepenuhnya fokus kepada upaya teknologinya.

Selain model mobil baru, Elon Musk juga memberikan pandangan tentang teknologi self-driving yang sedang dikembangkan Tesla.

Dalam mendeskripsikan proyek itu, ayah lima anak ini menggambarkan ia menekan tombol untuk mengubah jutaan Tesla di seluruh dunia menjadi mobil tanpa pengemudi.

"Sebenarnya, cara berpikir Tesla hampir seluruhnya dalam kaitan dengan penyelesaian mobil otonom dan kemampuan untuk mengaktifkan otonomi itu menjadi armada raksasa," papar Elon Musk.

"Ini mungkin merupakan apresiasi nilai aset terbesar dalam sejarah bila bisa direalisasikan. Yaitu saat pengemudi dibolehkan bisa melakukan self-driving tanpa pengawasan," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI