Viral Pelecehan Seksual HR di LinkedIn, Pelaku Kini Terancam Kehilangan Pekerjaan

M Nurhadi Suara.Com
Kamis, 25 April 2024 | 18:01 WIB
Viral Pelecehan Seksual HR di LinkedIn, Pelaku Kini Terancam Kehilangan Pekerjaan
Ilustrasi pelecehan seksual (Suara.com/Ema Rohimah)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Media sosial sekaligus laman yang memertemukan pelamar kerja dengan perusahan, LinkedIn dihebohkan dengan kasus pelecehan seksual seorang staff HRD.

Awalnya, korban menerima tawaran pekerjaan sebagai sekretaris dari orang yang disebut sebagai RC, namun mendapat pertanyaan dan permintaan yang tidak pantas.

Korban kemudian membagikan kasus ini di platform profesional LinkedIn bersama dengan bukti tangkapan layar percakapan dengan pelaku. DF, penulis unggahan tersebut, memperingatkan para pencari kerja agar berhati-hati terhadap modus yang serupa.

"Semoga semua teman di LinkedIn dapat waspada terhadap praktik HR seperti ini, meskipun profil LinkedIn mereka sudah terlihat profesional dan mereka telah meninjau CV kandidat. Sangat disayangkan," tulis korban di LinkedIn.

Baca Juga: LKBH FH UI Bawa Barang Bukti Sensitif untuk Adukan Ketua KPU ke DKPP Soal Dugaan Tindak Asusila

Kronologinya bermula saat pelaku mengirim pesan melalui WhatsApp dan menawarkan proses seleksi kerja, kemudian memuji penampilan korban. Pelaku juga mengeluhkan kesulitan dalam menemukan kandidat yang cocok untuk posisi sekretaris.

Dari tangkapan layar percakapan di WhatsApp, terlihat bahwa pelaku mengajukan sejumlah pertanyaan pribadi kepada korban dan menyatakan bahwa kandidat harus memenuhi kriteria tertentu untuk memperoleh pekerjaan. Pelaku mengklaim bahwa ia ditegur oleh atasan jika kriteria tersebut tidak terpenuhi.

Bahkan, pelaku meminta korban untuk mengirim foto sebagai persyaratan. Pelaku mengklaim bahwa permintaan serupa juga diajukan kepada kandidat lain.

"Maaf tanya agak sensitif ya, itu d**a bu gede asli? Info aja sekretaris yang lama gede bu. Kalau saya lihat foto bu pakai bra aja boleh nggak? Kandidat yang satu lagi juga saya minta, biar bisa saya nilai dan bandingkan," ujar pelaku.

Permintaan itu langsung ditolak oleh DF, yang sebelumnya telah menyatakan bahwa ia akan mengundurkan diri dari proses rekrutmen tersebut. Namun, pelaku tetap bersikeras, mencoba merayu korban, serta mempertanyakan alasan korban untuk mundur.

Baca Juga: Aksi Bejat Pria Tua Lecehkan Kasir Toko Kue di Depok Terekam CCTV, Pura-pura Tanya Toilet

"Saya sudah bilang ada dua kandidat kenapa bu tiba-tiba mundur gitu aja. Coba kita sama-sama diskusi lagi dulu, bu. Kalo nggak minat dari awal kan bisa bilang," lanjut pelaku.

"Karena sulit juga cari yang sama bu, cuma kriteria s**y ini yang agak sulit carinya bu. Sebelumnya ada beberapa saya ajukan, bapak itu nggak cocok, saya yang kena marah. Sekretaris yang lama kan s**y bu, kalau bisa sama atau lebih," sambungnya.

Korban kembali menegaskan bahwa ia menolak tawaran tersebut dan memilih mundur. 

ChatGPTPerilaku tercela dari pelaku R segera menjadi perbincangan yang viral. Tak hanya di LinkedIn, tetapi juga menyebar ke berbagai platform media sosial.

Bukannya minta maaf, pelaku justru mengancam korban akan melaporkan nama korban ke HR dan mencatat nama korban di daftar hitam sehingga korban kesulitan mendapatkan pekerjaan. Padahal, korban menganggap keputusan untuk mundur sebagai hal yang lumrah dalam proses rekrutmen.

Usai viral, pelaku mendadak mengklarifikasi dan mengaku akun miliknya dihack oleh orang lain. Meski hal itu diduga hanya kebohongan belaka. Kini, akun yang bersangkutan telah hilang.

"Berita acara ini saya buat dengan sebenar-benarnya terkait akun Li (LinkedIn) dan WA (WhatsApp) bisnis saya yang terkena hack," tuturnya.

Dalam profil LinkedIn miliknya, RC menyebut dirinya sebagai salesperson, career coach, human resources consultant, serta membuka jasa review CV.

Belakangan diketahui, pelaku sempat dikaitkan dengan perusahaan PT Elnusa Tbk. Namun, Manager of Corporate Communications Elnusa, Jayanty Oktavia Maulina melalui keterangan resminya menegaskan, perusahaan sudah membebastugaskan RC dan tidak memiliki wewenang apapun dalam rekrutmen karyawan.

"Elnusa menjunjung tinggi Tata Nilai AKHLAK dan tidak mentolerir tindakan yang tidak sesuai dengan hukum dan etika. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan atas kejadian ini," demikian sebut Jayanti.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI