Suara.com - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi tengah mengadakan kunjungan kerja di Jepang. Didampingi Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi, serta Direktur Jenderal Perkeretaapian Risal Wasal.
Dikutip kantor berita Antara dari rilis resmi, pada hari kedua Transit Oriented Development (TOD) Investment Forum 2024, di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo yang dihadiri Parliamentary Vice Minister for MLIT Ishibashi, Menhub menyatakan bahwa pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang.
Yaitu dalam pengembangan proyek TOD yang ada di stasiun MRT Jakarta.
"Investasi pembangunan TOD di sepanjang jalur MRT sebagai salah satu solusi kemacetan, polusi, serta kebutuhan akan transportasi keberlanjutan di Jakarta," jelas Budi Karya Sumadi.
Baca Juga: Eks Menkeu Sebut Serangan Iran ke Israel Bisa Gebuk Pertumbuhan Ekonomi RI
Ia menambahkan bahwa MRT Jakarta sejak beroperasi pada 2019 telah meletakkan fondasi kuat untuk proyek-proyek TOD. Yaitu menyediakan jaringan transportasi yang efisien dan andal sehingga menciptakan banyak peluang kolaborasi sektor swasta termasuk real estate, retail, perhotelan, dan lainnya.
"TOD penting karena di situ nilai komersial didapat dan salah satu solusi mengatasi kemacetan dan polusi. Hal ini tidak mungkin dilaksanakan pemerintah sendiri. Saya mewakili Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memberikan dukungan kepada kegiatan ini. Kami akan membantu agar bisa terealisasi dengan baik," jelas Menhub.
Dipaparkannya bahwa pengembangan TOD di sekitar stasiun MRT Jakarta akan menawarkan peluang investasi dan inovasi yang unik, serta menciptakan lingkungan yang terhubung antara ruang hunian, komersial, dan rekreasi.
Dengan mengintegrasikan jaringan transportasi secara strategis, TOD tidak hanya meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas, juga meningkatkan kesejahteraan warga Jakarta serta pertumbuhan ekonomi kota Jakarta.
Di tengah perkembangan Jakarta yang tidak lagi menjadi ibu kota nantinya, justru banyak peluang yang dapat dikembangkan karena Jakarta akan menjadi kota perdagangan.
Baca Juga: Arus Balik Lebaran 2024: Delaying Sistem, Kapal dari Pelabuhan Lampung Angkat Sauh Tengah Hari
"Ini suatu kesempatan emas untuk melakukan pembangunan. Sepanjang jalur MRT seperti dari Utara-Selatan dan Timur-Barat banyak titik-titik strategis dan komersial sehingga saat MRT selesai dibangun ini bisa difungsikan," tambahnya.
Dalam kesempatan forum TOD ini, PT Jakarta MRT menyusun enam proyek tawaran investasi. Berupa:
- Pengembangan Mixed Use Blok M
- Pedestrian Deck Sudirman Hub Dukuh Atas
- Revitalisasi Stasiun Sudirman
- Extended Concourse Bundaran HI
- Extended Concourse Fatmawati
- Revitalisasi Waduk Setiabudi Barat.
Harapan Menhub, investor dan pemangku kepentingan yang mengikuti forum ini akan berpartisipasi membangun kota Jakarta yang lebih baik dan terhubung. Sehingga dapat menjadi contoh bagi kota-kota lain di Indonesia dan luar negeri.
"Pemerintah Jepang begitu antusias untuk berinvestasi. Apa yang telah dilakukan Jepang terhadap MRT telah menunjukkan komitmen Jepang, begitu konsisten. Konsistensi ini adalah satu bentuk nyata keinginan untuk berkolaborasi dan apa yang dirancang ini akan menjadi kenyataan," ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Terkait Proyek MRT Jakarta North-South, Menteri Perhubungan menjelaskan, proses pembangunan tengah berjalan baik, khususnya CP205.
Ia memberikan apresiasi terhadap dukungan MLIT Jepang hingga terlaksananya penandatanganan Contract Package antara MRT Jakarta dengan Sojitz Corporation.
"Ini adalah pencapaian yang patut disyukuri, juga mengingatkan bahwa masih akan ada tantangan yang harus kami selesaikan bersama agar rampung pembangunannya," lanjut Menteri Perhubungan.
Untuk Proyek MRT Jakarta East-West, Loan Agreement telah disetujui kedua belah pihak dan penandatanganan akan dilakukan secara sirkular.
Loan Agreement itu menjadi langkah awal komitmen bersama dalam pelaksanaan pembangunan yang sesuai target.