BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Ini 3 Dampak yang Bisa Terjadi

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 24 April 2024 | 15:41 WIB
BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Ini 3 Dampak yang Bisa Terjadi
Gubernur BI, Perry Warjiyo. (Dokumentasi Humas Bank Indonesia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan atau BI-Rate, sebesar 25 basis poin menjadi 6,25 persen. Keputusan ini diambil untuk memperkuat stabilitas nilai tukar dan mengantisipasi dampak negatif dari ketidakpastian global terhadap pertumbuhan ekonomi.

Pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang diselenggarakan pada 23-24 April 2024, BI juga memutuskan untuk meningkatkan suku bunga deposit facility sebesar 25 basis poin menjadi 5,5 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 25 basis poin menjadi 7 persen.

"Kenaikan suku bunga ini untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari kemungkinan memburuknya risiko global serta sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap dalam sasaran," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Bulan April 2024 di Jakarta, Rabu (24/4/2024)

Perry menuturkan keputusan tersebut juga untuk memastikan inflasi tetap dalam sasaran 2,5 plus minus satu persen pada 2024 dan 2025 sejalan dengan stance kebijakan moneter yang pro-stability.

Baca Juga: Harga Emas Pecah Rekor Lagi

Lantas, apa dampak kenaikan suku bunga acuan BRI atau BI Rate? Berikut ulasan dari Suara.com mengutip berbagai sumber.

1. KPR dan Kredit Kendaraan

Prediksi pertama, kenaikan suku bunga acuan akan turut berdampak pada sektor perbankan dan lembaga keuangan. Salah satu yang paling terlihat adalah biaya kredit ke bank menjadi semakin mahal, termasuk KPR dan cicilan kendaraan bermotor.

2. Masyarakat Pilih Menabung

Kenaikan harga, suku bunga acuan tinggi dan pelemahan Rupiah terhadap USD diprediksi membuat masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah memilih untuk menyimpan uang mereka dalam bentuk tabungan atau deposito. Dampaknya, geliat ekonomi berpotensi melemah.

Baca Juga: Obligasi Diyakini Bakal Positif Imbas Ketidakpastian Soal Pilpres Mulai Berkurang

3. Penyaluran Kredit Turun

Seperti yang sudah disinggung pada poin pertama, lantaran kredit yang semakin melonjak. Masyarakat lantas semakin menjauh dari perkreditan dan membuat penyaluran kredit macet.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI