Suara.com - Bandar udara (bandara) Panua di Kabupaten Pohuwato menjadi airport ke-25 dari 27 bandara yang telah dibangun sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo dalam mengadakan lokasi pendaratan pesawat di seluruh pelosok Indonesia.
Dikutip dari kantor berita Antara, Bandara Panua Pohuwato telah diresmikan Presiden Joko Widodo, dan diharapkan bakal memperkuat perputaran ekonomi yang ada di Provinsi Gorontalo itu.
Secara spesifikasi, Bandara Panua Pohuwato memiliki landasan pacu sepanjang 1.200 m x 30 m, taxiway sepanjang 15 m x 170 m, apron sepanjang 110 m x 70 m, serta gedung terminal seluas 990 m2.
Klasifikasi ini menjadikan Bandara Panua Pohuwato bisa didarati pesawat jenis ATR 72-600. ATR72 sendiri adalah jenis pesawat penerbangan regional jarak pendek bermesin turboprop dengan kapasitas penumpang 78 orang. Sedangkan ATR 72-600 kepada jenis cockpot digital mutakhir, denga sistem avionik baru dari Thales.
Beberapa maskapai Tanah Air yang menggunakannya adalah Garuda Indonesia, Wings Air, dan Malindo Air.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada Senin (22/4/2024) menjelaskan konsep desain terminal bandara Panua Pohuwatu diambil dari bentuk empat rumah adat di Provinsi Gorontalo.
Keempatnya adalah Rumah Adat Dulohupa, Rumah Adat Bantayo Poboide, Rumah Adat Gobel, dan Rumah Adat Ma’lihe atau Potiwaluya.
Bentuk atap terminal diadopsi dari atap rumah adat di Provinsi Gorontalo yang bertingkat sehingga memberi kesan megah dan mewah. Pembagian sekat area terminal juga dibuat fungsional dan estetik, dipadukan konsep modern tanpa menghilangkan tampilan kearifan lokal yang eksotis.
"Desain ini memberi makna seperti rumah adat yang hangat dan tempat berkumpul yang nyaman," tandas Budi Karya Sumadi.
Baca Juga: Dampak Konflik Iran-Israel ke Perdagangan RI, BPS: Minim!
Kemudian, cat terminal bandara didominasi warna putih karang dan cokelat, terinspirasi dari kekayaan alam Kabupaten Pohuwato.